IKN Baru, Subhan Syarief : Mari Fokus Manfaatkan SDA Kalimantan untuk Warga Kita

0

PENYEBUTAN “Kalimantan Tempat Jin Buang Anak” oleh Edy Mulyadi mendapat beragam respon warga Kalimantan. Bahkan dinilai meremehkan warga Kalimantan. Meski demikian Pengamat Perkotaan asal Banjarmasin Dr H Subhan Syarief MT cenderung menanggapinya lebih kepada berpikir positif.

MENURUT arsitek ternama Subhan Syarief “Kalimantan Tempat Jin Buang Anak” yang dilontarkan Edy Mulyadi hanya istilah alias metapora. Kenapa? mungkin daerah di sana masih belum banyak manusianya yang menghuni lokasi tersebut.

“Kita bisa memahami, Itu masalah kritik. Inti persoalannya, pada saat membuat Ibu Kota Negara (IKN) Baru di sana ada hal mendasar harus dipikirkan pemerintah. Bagaimana daerah asal sepi, tidak banyak manusia, kemudian dibangun IKN Baru yang sangat merubah kondisi etalase lingkungan kawasan tersebut. Nah, pada saat itulah untuk merubah dan menjalankan infrastruktur maka dibutuhkan manusia yang banyak, biaya yang banyak, dan lainnya,” ujar Subhan Syarief, Senin (24/1/2022).

BACA : Jangan Jadi Penonton, IKN di Kaltim Harus Dimanfaatkan Maksimal oleh Kalsel

Ia beranggapan, secara prinsip yang mungkin menjadi kegalauan Edy Mulyadi adalah Ia membayangkan jangan sampai Kalimantan (IKN) Baru menjadi sebuah pembentukan kawasan baru, yang mana kawasan baru itu tidak banyak memberikan manfaat bagi warga Kalimantan. Utamanya orang-orang yang berada di wilayah IKN Baru.

“Ya, warga Kalimantan harus belajar. Begitu banyak harta Sumber Daya Alam (SDA) yang telah dieksploitasi dibawa keluar Kalimantan tapi warga Kalimantan sendiri tetap seperti itu (tidak menikmati hasilnya). Ini menjadi catatan penting bagi kita. bukan berpolemik Kalimantan Tempat Jin Buang Anak,” tutur mantan Ketua Ikatan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Kalsel.

BACA JUGA: Disebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak, NasDem Kalsel : Edy Mulyadi Harus Minta…

Terpenting, sambungnya, jangan dilupakan esensi utama dengan adanya IKN Baru itu. “Secara politik dan keamanan harus dicermati ketika memindah IKN, seperti perubahan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Datangnya orang banyak ke IKN Baru, lalu bagaimana nasib warga di sana yang berdampak terjadi persoalan kemampuan sumber daya manusia yang datang dengan kemampuan sumber daya masyarakat di sana. Kalau tidak seimbang bisa saja warga Kalimantan yang berada di sana tersingkirkan,” tandas mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJ) Provinsi Kalsel ini.

BACA JUGA : Jadi Penyangga IKN, Wahid Foundation Soroti Desa Rawan Disusupi Ekstremisme di Kalsel

Alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini berkeinginan, warga Kalimantan dapat belajar konsepsi pada saat membangun lahan satu juta hektar.

“Apa yang terjadi? dan ternyata lahan satu juta hektar tidak berhasil untuk dilaksanakan. Sampai kini berakibat berubah tata ekonomi kawasan di lingkungan di sana. Jika suatu saat kawasan IKN Baru dibangun banyaknya berbagai infrastruktur di sana. Misalnya bagaimana memindah tenaga kerja yang berada di Jakarta? tahukah mereka, berapa biayanya, dan lainnya,” tutur mantan Ketua Inkindo Kalsel ini.

Subhan menyarankan warga Kalimantan untuk fokus berjuang memanfaatkan SDA Kalimantan demi masyarakat Kalimantan. “Jangan terpancing ‘istilah’ itu. Mari kita fokus memanfaatkan SDA kita sendiri dan dinikmati oleh warga kita sendiri,” imbuhnya. (jejakrekam)

Penulis ril/afdi
Editor Afdi Achmad

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.