Tolak Praktik Perundungan di Sekolah, Smansa Muara Teweh Luncurkan Program Roots

0

SMANSA Muara Teweh meluncurkan program Roots Indonesia sebagai manifestasi langkah anti praktik kekerasan di lingkungan sekolah. Kegiatan dihadiri orang tua siswa dilaksanakan di halaman SMAN 1, Senin (20/12/2021).

SEKRETARIS Daerah Barito Utara, Muhlis, turut menghadiri deklarasi tersebut. Ia mengapresiasi Smansa Muara Teweh telah mampu mendeklarasikan sikap anti kekerasan. Ia berharap acara yang dilaksanakan tidak menjadi seremonial semata.

Menurut Muhlis, praktik perundungan atau bullying dan kekerasan yang menimpa pelajar sekolah, baik yang dilakukan sesama siswa maupun dari oknum tenaga pengajar, masih banyak ditemukan.

Dengan momentum deklarasi dan peluncuran program Roots Indonesia, ia menaruh harapan besar di SMANSA Muara Teweh tidak terjadi lagi kasus perundungan.

Kepala SMAN 1 Muara Teweh, Rajikinnor, mengatakan dalam Deklarasi Roots, ada 30 orang agen perubahan yang ditetapkan menjadi motor penggerak. “Sehingga di SMAN-1 Muara teweh nantinya akan dan harus terjadi zero bully. Ini kuncinya,” katanya.

BACA JUGA: Bijak Bersosial Media, Stop Praktik Perundungan

Rajikinnor mengatakan mereka yang dipilih tersebut telah dilatih selama dua bulan oleh para instruktur.

“Mulai hari ini akan bekerja sebagai agen perubahan di SMAN 1 Mara Teweh. Sekecil apapun bullying di sekolah itu harus ditiadakan, inilah tujuan dan kunci dari deklarasi agen anti perundungan ini,” katanya.

Muhlis menambahkan, 30 orang yang terpilih harus menularkan dan meredam praktik perundungan kepada ratusan siswa SMAN-1 Muara Teweh.

“Satu orang agen perubahan juga harus mendapatkan teman 25 orang, dan dari 25 orang temannya itu tidak lagi melaksanakan perundungan sekecil apa pun di sekolah,” bebernya. (jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.