Kembalikan Danau Pulau Insan Jadi Daerah Tangkapan Air, Gulma dan Endapan Lumpur Dikeruk

0

PULUHAN tahun tidak pernah dikeruk membuat daerah resapan air berupa danau di Pulau Insan mati suri. Guna mengembalikan ekosisten kawasan itu, pengerukan gulma dan lumpur dilakukan secara swadaya oleh LSM Masyakat Memperdulikan Fungsi Sungai (Mamfus) dikomando Anang Rosadi Adenansi.

ALAT berat berupa eksavator dan ‘tongkang’ pelampung bertuliskan LSM Mamfus diturunkan di delta yang berada di Jalan Jafri Zamzam, Teluk Dalam, Banjarmasin sejak Jumat (17/12/2021) lalu.

Gerakan restorasi sungai harga mati dilakoni LSM Mamfus, mengingat keberadaan Pulau Insan yang merupakan daerah tangkapan air telah dibiarkan puluhan tahun tanpa dikeruk atau dibenahi oleh pihak terkait.

“Kami menggalang donasi untuk mengembalikan fungsi Pulau Insan sebagai daerah tangkapan air, terutama menampung air saat hujan dan aliran sungai lainnya yang ada di kawasan Teluk Dalam dan sekitarnya,” ucap Anang Rosadi Adenansi kepada jejakrekam.com, Senin (209/12/2021).

Begitu alat berat yang dibantu Balai Wilayah Sungai Kalimantan II diturunkan, pengerukan danau Pulau Insan pun bisa dilakukan, setelah sebelumnya sempat terhenti. Saat itu, kawasan aliran kanal Anjir Mulawarman (Sungai Jafri Zamzam) turut dikeruk saat Banjarmasin dilanda banjir besar pada awal tahun 2021 lalu.

BACA : Dulu ‘Angker’ tak Terurus, Kini Wajah Taman Pulau Insan Makin Mempesona

“Sekarang, sekitar 5.000 meter aliran danau yang dipenuhi gulma dan lumpur sudah bisa diangkat. Ya, secara bertahap kita garap aliran air yang berada di bekas bangunan rumah jabatan Walikota Banjarmasin ini,” kata mantan anggota DPRD Kalsel.

Menurut Anang Rosadi, jika Pulau Insan bisa dikembalikan fungsinya sebagai daerah tangkapan air, maka debit air akibat banjir rob atau tingginya curah hujan bisa dikurangi. Ini karena, daya tampung danau Pulau Insan bisa diperdalam lagi.

“Sebenarnya, pengembalian daerah tangkapan air di Pulau Insan merupakan kerja bareng semua pihak. Bukan hanya Pemprov Kalsel selaku pemilik lahan juga Pemkot Banjarmasin dan pihak lainnya,” tutur Anang Rosadi.

Bagi dia, persoalan yang dihadapi Banjarmasin terutama saat menghadapi cuaca ekstrem dengan tingginya curah hujan adalah penyelamatan daerah tangkapan air, sungai, kanal, saka, handil dan anjir yang menjadi identitas ibukota Kalimantan Selatan.

BACA JUGA : Tiga Bangunan Telah Dibongkar, Penataan Pulau Insan Tinggal Selangkah Lagi

“Bayangkan saja, sudah puluhan tahun kawasan Pulau Insan ini tidak pernah dikeruk. Bayangkan saja, gulma yang ada tumbur subur, bahkan saat musim kemarau bisa diinjak layaknya sebagai lapangan bola. Sekarang, endapan lumpur dan gulmanya kita keruk, sehingga bisa menjadi daerah tangkapan air yang efektif untuk mengatasi banjir di Banjarmasin,” tutur Anang Rosadi.

Masih menurut Anang Rosadi, Pulau Insan sejak awal merupakan embung alami bagi Banjarmasin karena fungsinya memang menampung dan menangkap air yang tak bisa ditampung daerah lain, terutama ketika sungai dan kanal tak lagi berfungsi optimal.

BACA JUGA : Sebar 10 Pompa Air, Dinas PUPR Banjarmasin Janji Anggaran Normalisasi Sungai Lebih Besar

“Alhamdulillah, dengan sistem swadaya mendapat respon banyak pihak. Bahkan, Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Sutarto Hadi turut mendukung gerakan. Termasuk, Walikota Ibnu Sina juga siap menurunkan truk-truk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin untuk mengangkut gulma dan endapan lumpur sisa kerukan untuk dibuang ke tempat lain,” tutur Anang Rosadi.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.