Sejumlah Kawasan di Martapura Terendam, BPBD Banjar Sebut Akibat Drainase Mampet

0

CURAH hujan yang turun dengan intensitas tinggi melanda wilayah Martapura dan sekitarnya. Saat ini, Kabupaten Banjar telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir,  puting beliung dan tanah longsor.

BEBERAPA kawasan di ibukota Kabupaten Banjar, khususnya di Martapura terendam air. Seperti kawasan RSUD Ratu Zalecha (Raza) di Jalan Menteri Empat Cindai Alus Martapura, Sungai Kacang di Sekumpul dan lainnya hingga Kamis (11/11/2021) pukul 18.00 Wita

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar Irwan Kumar membenarkan adanya beberapa kawasan di Martapura dan sekitarnya yang kini terendam.

“Untuk kawasan RSUD Ratu Zalecha memang terendam banjir. Kawasan itu memang dataran rendah, sehingga air cepat menyerbu ke sana, akibat hujan lebat dan paritnya memang sudah meluap,” kata Irwan Kumar kepada jejakrekam.com, Kamis (11/11/2021) malam.

Begitu pula, menurut dia, daerah Sekumpul tepatnya di Sungai Kacang yang tak jauh dari Kelurahan Jawa juga berada di dataran rendah sehingga begitu volume air akibat hujan meningkat, pasti jadi langganan terendam.

BACA : Jelang Haul Guru Sekumpul, Dinas PUPR Banjar Perbaiki Drainase dan Jalan

“Dari pantauan petugas kami di lapangan, genangan air itu akibat saluran drainase mampet tersumbat sampah. Jadi, air yang datang tidak dialirkan melalui jaringan drainase menuju ke sungai. Hal serupa juga terlihat di kawasan Sungai Paring, air meluap sampai ke jembatan,” beber Irwan.

Ia memastikan kondisi sementara baik di Sekumpul maupun Kampung Jawa tidak mengkhawatirkan, karena ketinggian air masih dalam batasan normal.

“Hanya 10 – 20 centimeter saja kedalamanya. Begitu juga, debit air di sungai masih aman dan terkendali,” kata Irwan.

BACA JUGA : Libatkan Konsultan Australia, Sistem Drainase Modern akan Dibangun di Sekumpul

Ia mengungkapkan berdasar rakor dengan pihak BMKG ,Forkompida Kabupaten Banjar, dinas terkait dan para relawan, wilayah Kalsel khusus Kabupaten Banjar tengah memasuki cuaca ekstrem dan badai La Nina.

“Jadi, curah hujan cukup besar memasuki November hingga Desember 2021 nanti. Ya, rata-rata kurang lebih 300 mililiter. Apalagi, Januari hingga Februari 2022 nanti, sampai 400 mililiter yang termasuk kategori curah hujan tinggi ,” paparnya.

Air merendam halaman parkir RSUD Ratu Zalecha akibat tingginya curah hujan dan mampetnya saluran drainase di Martapura. (Foto Tangkapan Layar)

Adanya prakiraan cuaca yang selalu dirilis BMKG maupun Stamet Syamsudin Noor Banjarbaru tiap hari diminta Irwan bisa membuat masyarakat lebih waspada.

“Saat ini, kita tengah menghadapi pengaruh cuaca ekstrem dan badai La Nina,  maka kami minta masyarakat harus berhati-hati,” bebernya.

BACA JUGA : Tahun Depan Kawasan Sekumpul Dipercantik Dilengkapi Museum Peradaban Islam Banjar

Irwan juga berpesan agar pohon-pohon besar harus diwaspadai karena rawan roboh diterpa angin kencang dan hujan deras. Dia juga mengajak warga Martapura dan sekitarnya juga membersihkan selokan, serta tidak membuang sampah ke selokan atau sungai.

Menurut Irwan, saat ini, Kabupaten Banjar telah menetapkan status siaga darurat bencana alam, baik banjir, longsor dan angin puting beliung. Status siaga darurat bencana ini efektif sejak 10 November hingga 30 April 2022.

“Untuk itu, kita waspadai adanya angin kencang, puting beliung dan sebelum hujan, pasti ada tiupan angin kencang yang membahayakan,” katanya.

BACA JUGA : Ahli Pengairan Australia Sarankan Sistem Drainase Banjarmasin Dikaji Lagi

Untuk itu, Irwan mengatakan jika terjadi hujan gerimis disertai angin kencang jangan sampai berteduh di bawah pohon. Karena dikhawatirkan kalau ada jaringan listrik yang menyentuh pohon.

“Takutnya warga yang berteduh malah kesetrum. Mari kita saling bahu membahu dan menjaga kewaspadaan tinggi di tengah cuaca ekstrem dan pengaruh badai La Nina ini,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.