Hadapi Dampak Badai La Nina, BPBD Banjarbaru Imbau Warga Waspada

0

PENGARUH badai La Nina ditandai dengan tingginya curah hujan berdasar kajian Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memicu hujan deras, banjir dan angin kencang juga dirasakan Kota Banjarbaru.

KEPALA Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, Zaini Syahrani mengungkap hujan deras yang melanda kota Idaman ini telah mengakibatkan dua kecamatan terendam, Kamis (11/11/2021) sore.

“Ketinggian air sudah mencapai lutut orang dewasa,” kata Zaini Syahriani kepada jejakrekam.com, Kamis (11/11/2021).

Menurut dia, saat ini, Banjarbaru dan sekitarnya masih dilandai hujan gerimis. Hanya dua terdampak banjir yakni Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Landasan Ulin, khususnya di Kelurahan Guntung Payung.

“Ruas Jalan Suratno sempat terendam, namun kondis air mulai berangsur-angsur surut,” ucap Zaini.

BACA : Dampak La Nina, Luasan Karhutla Turun Drastis hingga 80 Persen

Sementara itu, kawasan Sungai Kemuning pun sempat terendam, akibat air meluap. Kawasan itu merupakan dataran rendah di Banjarbaru yang menjadi langganan diserbu banjir.

Ia mengingatkan di tengah pengaruh cuaca ekstrem dan badai La Nina berdasar informasi BMKG berlangsung sejak November dan Desember 2021 dan berlanjut pada Januari dan Februari 2022, harus diwaspadai warga Banjarbaru.

Berdasar kajian dari BMKG, wilayah yang perlu mewaspadai cuaca ekstrem adalah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan bagian Selatan dan Sulawesi bagian Selatan. Kehadiran badai La Nina pun bisa mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung (siklon tropis).

BACA JUGA : Sejumlah Kawasan di Martapura Terendam, BPBD Banjar Sebut Akibat Drainase Mampet

Apa itu La Nina? Berdasar keterangan BMKG, dampak badai La Nina akan melanda sebagian wilayah Indonesia pada akhir tahun 2021. Peringatan ini berdasarkan pengamatan data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik terbaru.

“Suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina sebesar minus 0.61 pada Dasarian I Oktober 2021. Kondisi ini berpotensi terus berkembang,” tulis BMKG.

BACA JUGA : Bekas Tambang Galuh Cempaka Jadi Embung, Pemkot Banjarbaru Disarankan Benahi Drainase

BMKG juga memperingatkan curah hujan bulanan di wilayah tersebut naik 20-70 persen lebih besar dibanding normal. Secara umum, La Nina akan hadir dengan intensitas lemah-sedang hingga akhir Februari 2022. Potensi peningkatan curah hujan identik dengan risiko banjir.

“Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat Kota Banjarbaru tetap waspada. Kami juga selalu monitor dan standby, kami juga sempat membantu warga yang terjebak banjir,” pungkas Zaini lagi.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.