Warga Pengambangan-Banua Anyar Minta Tradisi 9 November Dipusatkan di Kampung Tugu

0

SEBENTAR lagi, Indonesia akan memperingati Hari Pahlawan pada 10 November nanti. Namun, di Kalimantan Selatan, khususnya di Banjarmasin, ada peristiwa heroik yang kalah dengan perjuangan arek-arek Surabaya.

PERLAWANAN para pejuang yang tergabung dalam Barisan Pemberontakan Republik Indonesia Kalimantan (BPRIK) dimotori HM Amin Effendy dan kawan-kawan pada Jumat, 9 November 1945.

Ketika itu, pasukan Amin Effendy menyerang tangsi militer Belanda di Benteng Tatas dan Jalan Jawa (kini jadi markas Polda Kalsel).

Dari insiden melawan NICA-Belanda itu, gugur sembilan kesuma bangsa di Jalan Jawa (kini Jalan DI Panjaitan), hingga didirikan tugu untuk mengenang mereka. Namun, peristiwa heroik sampai di situ, justru kawasan Banua Anyar dan Pengambangan juga digempur pasukan KNIL-Belanda.

Mengabadikan peristiwa itu, persis di pertigaan Jembatan 9 November Jalan Keramat-Jalan Pengambangan didirikan pula tugu.

BACA : 9 November 1945, Medan Laga Pasukan Berani Mati BPRIK Amin Effendy

Ketua Fraksi PDIP DPRD Kalsel HM Rosehan Noor Bachri mengatakan dari hasil reses ke kawasan Pengambangan dan Banua Anyar, ada tuntutan dari warga agar mengenang peristiwa 9 November 1945 bisa Kembali dipusatkan di kawasan itu.

“Mereka meminta agar pengembalian hari bersejarah untuk para pahlawan Kembali ke Kampung Tugu, sebutan warga sekitar untuk Tugu 9 November 1945 di Pengambangan,” kata Rosehan kepada jejakrekam.com, Jumat (5/11/2021).

Ketua Fraksi PDIP DPRD Kalsel, HM Rosehan NB. (Foto Dokumentasi Pribadi)

Dengan begitu, ruh dan semangat perjuangan para pejuang asal Pengambangan, Banua Anyar, Cinta Puri dan lainnya bisa kembali ke markas perjuangan awal.

“Semasa Walikota Banjarmasin HA Yudhi Wahyuni dulu, setiap peringatan 9 November selalu dipusatkan di Kampung Tugu Pengambangan yang dibarengkan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November,” kata Rosehan.

BACA JUGA : Cerita Anak Kandung Tokoh Pejuang Laskar BPRIK Amin Effendy Yang Terlupakan Di Peristiwa 9 November 1945

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalsel ini pun menyampaikan amanat masyarakat Banua Anyar dan Pengambangan kepada Walikota Ibnu Sina dan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor agar memusatkan peringatan bukan hanya di Tugu 9 Pejuang BPRIK di Jalan DI Panjaitan, saja.

“Pembangunan tugu 9 November 1945 di Pengambangan itu juga merupakan jasa dari kakek saya, almarhum Muhammad Aini yang dikenal sebagai Pembakal Tuha. Kemudian dilanjutkan ayah saya, HM Taher yang menjadi pembakal pengganti,” tutur mantan Wakil Gubernur Kalsel ini.

Tradisi peringatan 9 November 1945 terus berlanjut di tempat itu. Rosehan menceritakan selain mengenang perjuangan para pejuang BPRIK dan lainnya, juga diisi acara haul di rumah ayahnya di Jalan Keramat.

“Ternyata, tradisi ini tidak ada lagi. Ada satu lagi permintaan warga untuk mengeruk Sungai Pengambangan yang sudah sangat dangkal sekarang,” kata Rosehan.(jejakrekam)

Penulis Rahim Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.