Humaidy Tertarik Gali Kosa Kata Banjar dalam Arsitektur Rumah Banjar

0

PEMERKAYAAN kosa kata dua bahasa serumpun; Banjar dan Bakumpai telah didata melalui lokakarya yang dihelat Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan di Hotel Aria Barito, Banjarmasin, pada 20-22 September 2022.

SEJUMLAH ahli bahasa, budayawan, sastrawan hingga penutur asli dua bahasa itu pun dihadirkan. Dibagi dalam dua kelompok; bahasa Banjar dan Bakumpai.

Humaidy Ibnu Sami, budayawan Kalimantan Selatan mengakui banyak kosa kata yang bisa diserap dari lokakarya tersebut. Dirinya sebagai urang Banjar yang bergelut dari kajian sejarah, budaya dan seni, lebih tertarik pada istilah dari ornamen arsitektur Banjar.

“Dalam memperkaya kosa kata bahasa Banjar, kami lebih banyak membicarakan dari sisi rumah, arsitektur Banjar, sistem perairan, pendulangan intan dan emas, termasuk sendi-sendi kehidupan masyarakat Banjar dalam bertutur atau terekam dalam manuskrip atau catatan,” beber Humaidy kepada jejakrekam.com, Sabtu (25/9/2021).

BACA : Rumah Banjar Sungai Jingah Makin Menghilang

Akademisi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari ini mengungkap justru khazanah kosa kata Banjar sangat kaya. Utamanya, dari sisi kajian arsitektur.

“Rumah adat Banjar atau rumah tradisional Banjar, banyak jenisnya. Sebut saja, Rumah Bubungan Tinggi, Rumah Balai Laki, Rumah Balai Bini, Rumah Gajah Baliku, Rumah Gajah Manyusu, Rumah Cacak Burung, Rumah Palimasam, Rumah Baanjung, Rumah Palimbangan, Rumah Anjung Surung, Rumah Joglo Banjar dan Rumah Lanting,” beber peneliti senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin.

Dalam hal itu, Humaidy mengaku lebih tertarik dalam penamanan atau istilah dari rumah Banjar. Bahkan, bisa dijabarkan secara rinci dari pondasi hingga atap.

BACA JUGA : Sarat Makna Filosofis, Sayang Rumah Arsitektur Banjar Makin Terkikis

Seperti, beber dia, ada istilah penggunaan kayu pondasi seperti galam, kemudian tiang dan dinding hingga atap. “Ada istilahnya log, carucuk, kacapuri, kalang sundul, kalang pandak, sunduk, suwai, tongkat, barumaban, galagar, tangga, lantai hingga lantai ranggang,” bebernya.

Humaidy sendiri termasuk penulis produktif, terutama dalam kajian sejarah para ulama di Tanah Banjar, hingga tanah rantau baik di Kalimantan Timur, Tengah hingga Pulau Sumatera dan Malaysia.(jejakrekam)

Penulis Rahm Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.