Setelah Lebaran Harga Daging Sapi Merangkak Naik

0

BEBERAPA saat lagi umat Islam kembali akan merayakan hari raya Idul Adha 1442 Hijriah. Banyak orang bilang dengan hari raya kurban, yang identik dengan hewan kurban sapi maupun kambing.

SEMENTARA itu, daging potong di pasar tradisional harganya mulai merangkak naik, ditambah pula banyak pedagang yang menjualnya.

Saat penyisiran jejakrekam.com, Selasa (25/5/2021), diberbagai tempat di kawasan pasar Sentra Antasari, pasar Harum Manis, dan pasar Teluk Dalam, penjual daging sudah berkurang, bahkan sudah tidak terihat.

Salah satu pedang daging sapi yakni Hj Ema panjang lebar menceritakan suka duka dirinya selama berjualan daging sapi. “Hampir 20 tahun saya berjulan. Memang ada perubahan saat pandemi Covid-19, biasanya para pedagang ditempat ini penuh, tetapi lihat sendiri hanya ada beberapa pedagang saja yang berjualan,” ujarnya.

BACA: Permintaan Banyak, Harga Daging Sapi Segar Naik Rp 5 Ribu Per Kg

“Beberapa saat ini memang berbeda jauh, sekarang ini pelanggan yang datang membeli daging sapi, kebanyakan para pemilik rumah makan saja,” sambungnya.

“Memang ada pembeli lainnya, kalau dihitung rata-rata daging yang habis terjual sekitar 20 kilogram hingga 30 kilogram perharinya,” katanya.

Setelah Ramadhan harga daging sapi mulai merangkak naik, padahal sebelumnya masih di kisaran Rp 120 ribu. “Saat ini memang ada kenaikan harga daging sapi per kilogramnya. Kalau daging sapi has per kilogramnya Rp 140 ribuan. Sementara daging sapi impor Rp 130 ribu hingga Rp 135 ribu per kilogram,” bebernya.

Sebagai pedagang Hj Ema juga mempunyai harapann dan keinginan kepada pemimpin yang akan datang (walikota dan gebenur). “Setidaknya ada penataan ulang pasar-pasar supaya teratur. Atau supaya tak kumuh seperti sekarang ini, setidaknya pedang maupun calon pembeli lebih nyaman,” harap Hj Ema.

BACA JUGA: Terapkan Kawin Suntik, Populasi Sapi di Barito Utara Melonjak

Sementara ditempat lain dipasar Sentra Antasari, pedagang ayam potong Umi’rah mengatakan kepada jejakrekam.com saat diwawancara. “Saat ini memang jauh berbeda dengan keadaan sebelum pandemi. Bisa dibilang banyak alasannya, seperti daya beli masyarakat berkurang,” ujarnya.

Pelanggan yang datang biasanya dapat membeli 3 ekor ayam potang, sekarang hanya dapat membeli 2 ekor saja. “Dalam sehari saya memotong ayam sekitar 20 ekor, paling banyak 30 ekor, terkecuali ada pesanan,” katanya.

“Sekarang ini untuk hajatan perkawinan dibatasi, kemungkinan inilah penyebab menurun nya omset penjualan,” timpalnya.

Dari pantauan jejakrekam.com, sekarang ini di pasar Lima atau pasar Harum Manis tak ada yang berjualan daging sapi. Blok daging sapi maupun ayam potang serta blok sayuran, sekarang sudah berubah fungsi menjadi tempat parkir sepeda motor.(jejakrekam)

Penulis sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.