Jadi Contoh Desa Proklim, Desa Pulan Tani Kembangkan Lahan Rawa Produktif

0

SOSIALISASI program kampung iklim dan pengisian sistem registri nasional (SRN) dan spektrum di Desa Pulan Tani, Kecamatan Haur Gading dan Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan digelar Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

DIGELAR di Aula Balai Desa Pulan Tani, Kamis (29/3/2021), kegiatan ini juga disokong Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan.

Kabid Pengawasan dan Tata Lingkungan Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten HS, H Mulianto didampingi Kasi Pengembangan Kapasitas, Rusmini dan Kepala UPT TPA Disperkim HSU, Ahmad menyambut hangat kegiatan yang digelar masyarakat dua desa tersebut.

“Selama ini, masyarakat kedua desa ini, sangat proaktif dalam menjaga lingkungan melakukan aksi adaptasi perubahan iklim khususnya di wilayah lahan rawa,” ucap H Mulianto.

Sebagai narasumber dari DLH Provinsi Kalsel, M Khoirullah memberikan materi terkait isian SRN menyangkut adaptasi, mitigasi serta kelembagaan. Khoirullah yang juga penelaah dampak lingkungan DLH Provinsi Kalsel menilai program kampung iklim (proklim) di Desa Pulan Tani dan Desa Banyu Hirang merupakan proklim yang unik.

BACA : Khawatir Bahaya Besar, Peneliti ULM Dirikan Pusat Studi Lahan Gambut

“Karena aksi adaptasi dan mitigasi yang dilakukan mayarakat di lahan rawa berbeda dengan desa-desa dengan lahan pertanian lainnya. Kearifan lokal dalam menjaga lingkungan dan dampak perubahan iklim,” ucap Khoirullah.

Pada kesempatan ini, dilakukan kunjungan ke lapangan lokasi wisata susur awang rawa gambut dan lokasi kerajinan di Desa Pulan Tani. Di desa ini, terdapat 58 perajin anyaman purun. Yang sangat membanggakan Desa Pulan Tani sebagai motivator bekerjasama dengan empat desa lain di sekitarnya.

Bahkan, desa itu pun menjadi desa wisata gambut. Sekretaris Desa Pulan Tani, Iwan Hermawan mengungkapkan dalam mengembangkan desa, digunakan dana desa yang diberikan pemerintah pusat dan daerah.

BACA JUGA : Desa Malungai dan Rerawa Jadi Percontohan Stop BABS

“Kami bisa membangun pondok dan gazebo di lahan wisata awang rawa gambut. Kami juga berharap bantuan pihak ketiga guna mendukung kegiatan ini. Sebab, saat ini, kami telah memiliki masterplan untuk pengembangan desa,” tuturnya.

Ia juga menerangkan Desa Pulan Tani juga memiliki 87,11 hektare kebun purun masyarakat dan 1 hektare demplot budi daya purun dengan pola pemeliharaan sebagai contoh bagi warga desa.

“Kondisi di lapangan adalah bukan pada sulitnya bahan baku purun, namun lebih kepada bagaimana pengrajin purun mampu menjaga kualitas bahan baku purun tersebut karena banyaknya gulma. Ya, seperti kayapu dan enceng gondok ukuran kecil,” ungkapnya.(jejakrekam)

Penulis Faisal Ichal
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.