Paparkan Rencana Aksi, Dua Calon Rektor Uniska 2021-2025 Saling Adu Gagasan

0

DUA Calon Rektor Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari periode 2021-2025 beradu gagasan. Abdul Malik dan Sanusi memaparkan visi-misi dalam tahapan program action plan calon rektor UNISKA, Kamis (1/4/2021).

DUA pejabat itu sama-sama mengunggulkan program masing-masing di depan 25 anggota senat universitas jika terpilih menjadi rektor UNISKA untuk 5 tahun mendatang.

Petahana, misalnya. Menyampaikan akan melanjutkan beberapa program kerjanya terdahulu. Selain itu juga sejumlah program pemerintah pusat, juga menjadi daftar rencana kerja Malik periode selanjutnya.

“Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana. Kemudian juga termasuk program kampus merdeka, dan merdeka belajar,” kata Malik.

Dikatakannya, peningkatan kapasitas SDM perlu dilakukan. Sebab, menurutnya SDM merupakan indikator penting untuk kemajuan UNISKA ke depan.

“Karena ke depan kalau mau unggul, SDM itu yang paling penting. Makanya harus digenjot supaya bisa mengejar universitas yang bagus,” jelasnya.

BACA JUGA: Sama-sama Berpengalaman, Dua Pejabat Bersaing dalam Pilrek Uniska Periode 2021-2025

Sementara sang penantang, Sanusi lebih mengunggulkan unit usaha kampus. Menurutnya, unit usaha pada lembaga yayasan pendidikan dipercaya mampu menggotong semua biaya operasional dan pembangunan lembaga pendidikan itu sendiri.

Unit usaha itu misalnya, lanjut Sanusi dibangunnya mini market yang dinamai ‘Uniska Mart’. Toko modern tersebut sangat potensial bila dikelola dengan cara profesional.

“Bayangkan satu market itu saja setahun bisa meraup keuntungan Rp 1 miliar. Nah Uniska Mart ini sangat potensi bisa mendapatkan itu, karena mahasiswa maupun warga umum bisa belanja,” bebernya.

Dari segi kemanfaatan lainnya, Uniska Mart juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat dijadikan objek edukasi usaha bagi mahasiswa. Baik yang ingin melakukan penelitian atau hal lainnya untuk kepentingan akademisi.

Jalannya usaha yang dimiliki perguruan tinggi ini juga dapat menyubsidi biaya SPP. Bahkan denda keterlambatan membayar SPP bisa saja dihapuskan atau dikurangi. Pasalnya, kampus tidak lagi berharap dari SPP. Kemudian, usaha lainnya seperti penginapan hingga kantin juga perlu dibenahi.

“Bila usaha berjalan baik, saya rasa denda keterlambatan SPP bisa saja dihapuskan. Tak itu saja, bakal banyak mahasiswa-mahasiswa yang mendapatkan beasiswa,” tutupnya. (jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.