Jalan Cemara Ujung Segera Diaspal, Sukhrowardi : Pengawasan Larangan Truk Harus Tegas!

0

BELUM rampungnya proyek penggantian Jembatan Sei Alalak yang menelan dana ratusan miliar, tak hanya berdampak berubahnya arus lalu lintas di kawasan Jalan Brigjen Hasan Basry, Kayutangi dan Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti dan sekitarnya. Ternyata tak hanya memicu kemacetan parah, dampak yang dirasakan adalah kerusakan jalan.

BAHKAN, masuknya dump truck bermuatan pasir serta angkutan barang, tak hanya membuat ruas jalan itu menjadi seakan menyempit, juga turut membahayakan pengguna jalan. Utamanya lagi, pada saat lalu lintas padat waktu pagi dan sore hari, baik dari arah Handil Bakti maupun Banjarmasin.

Padahal, portal jembatan sudah dipasang di Jembatan Alalak 2 guna membatasi angkutan besar seperti dump truck dan angkutan barang melintas. Parahnya, justru hal itu seakan dibiarkan. Parahnya lagi, pemberlakuan jalan hanya satu arah, ketika memasuki Jalan Tembus Perumnas, tak boleh berbelok ke arah ke Jalan Brigjen Hasan Basry, Kayutangi.

Faktanya, beberapa pengendara nekat menerobos kepadatan lalu lintas, hingga membuat kawasan itu makin parah kemacetan. Tak hanya, akibat kelas jalan tak sesuai dengan daya tampung dan beban, membuat ruas Jalan Cemara Raya mengalami kerusakan parah.

BACA : Hindari Kecelakaan, Warga Cemara Ujung Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan yang Rusak

Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi saat memantau ke ruas Jalan Cemara Ujung mendesak agar Dinas Perhubungan (Dishub) segera menempati personelnya agar bisa menekan pelanggaran kebijakan jalan satu arah.

Politisi Golkar ini mengakui akibat rusaknya ruas Jalan Gubernur Syarkawi-Jalan A Yani Km 17, Gambut terkoneksi ke Jalan Trans Kalimantan, membuat beban Jalan Brigjen H Hasan Basry dan berimbas ke Jalan Tembus Perumnas dan Jalan Cemara Raya, menjadi jauh lebih padat.

“Beban jalan yang tak sesuai kelasnya membuat jalan ini cepat rusak. Jadi, wajar jika warga memprotes dengan cara menancapkan pohon pisang. Makanya, kami mengapresiasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin segera melakukan pengerasan dengan menghampar bebatuan agregat,” ucap Sukhrowardi kepada jejakrekam.com, Jumat (26/3/2021).

Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi

Menurut dia, penegasan aturan pelarangan harus benar-benar ditegakkan dengan cara menempatkan petugas, tak hanya mengandalkan para relawan lalu lintas di lapangan. Bahkan, kata Sukhrowardi, dengan melibatkan personel kepolisian, maka penegakan aturan larangan dan satu arah bisa lebih terkontrol. Meski saat ini, di kawasan itu telah dipasang rambu-rambu larangan.

“Nah, kalau dalam sebulan ke depan, Jalan Cemara Ujung yang rusak segera diaspal, maka perlu pengawasan. Jangan sampai justru begitu sudah diaspal, akibat dibiarkan angkutan barang dan truk melintas, rusak kembali,” kata Sukhrowardi.

BACA JUGA : Macet Berbulan-Bulan di Kayutangi dan Handil Bakti, Rosehan Desak Gubernur Turun Tangan

Keluhan serupa juga diungkap Jumansyah. Warga Handil Bakti yang harus bolak-balik ke Banjarmasin, mengungkapkan gara-gara kemacetan parah serta rusaknya jalan, harus menempuh durasi perjalanan lebih lama. “Bayangkan, lima jam dari Handil Bakti baru bisa tembus ke Cemara Ujung,” kata Jumansyah.

Sementara itu, Dinas PUPR langsung menerjunkan pekerjanya untuk menambal lobang di Jalan Cemara Ujung dengan batu. Kepala Bidang (Kabid) Jalan Dinas PUPR Kota Banjarmasin Chandra mengungkapkan perbaikan Jalan Cemara Ujung telah dianggarkan dalam APBD tahun 2021, termasuk pengaspalan jalan.

“Saat ini masih proses lelang. Penanganan sementara oleh Kepala UPT dan hari ini akan diuruk pakai batu yang lebih besar,” beber Chandra, Senin (15/3/2021) dikutip dari banjarmasinkota.go.id.

BACA JUGA : Macet Parah di Kayutangi dan Handil Bakti Akibat Proyek Jembatan Alalak 1 Lambat

Menurut Chandra, Dinas PUPR Banjarmasin juga telah melakukan penambalan menggunakan LPB (agregat batu), akan tetapi karena termasuk material yang kecil sehingga membuat jalan itu kembali berlobang. “Yang sebelumnya pakai LPB dan itu membuat mudah tehambur lagi, apalagi dengan volume kendaraan yang lewat sangat padat dan banyak kendaraan besar,” imbuhnya.

Chandra mengatakan pengalihan arus akibat pembangunan Jembatan Alalak turut menyebabkan lebih cepatnya terjadi kerusakan jalan di wilayah tersebut. Apalagi, terkadang jalan itu dilewati oleh angkutan leveransir batu yang berisi stokpile.

 “Di wilayah sana itu memang tempat banyak leveransir batu beisi stockpile. Truk mereka yang sering amblas waktu antar material kesana untuk diangkut lagi pakai jukung ke daerah Batola,” kata Chandra.

Ia berharap, proses perbaikan ke depan bisa lancar dan tidak ada hambatan, sehingga masyarakat dapat lebih nyaman menikmati fasilitas umum yang menghubungkan Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala dengan kawasan Kayutangi, Kota Banjarmasin. (jejakrekam)

Penulis Faisal/Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.