Jelang Pencoblosan, Bawaslu Kotabaru Terima Laporan Timses SJA-Arul dan 2BHD Sekaligus

JELANG puncak pelaksanaan Pilkada Serentak 2020, tensi perpolitikan di Kotabaru kian memanas. Ini setelah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) setempat menerima aduan dari dua kubu calon kepala daerah sekaligus, satu hari jelang pencoblosan.

LAPORAN pertama datang dari tim sukses pasangan petahana Sayed Jafar-Andi Rudi Latif (SJA-Arul). Menyusul kemudian duet Burhanudin-Bahrudin (2BHD) yang melaporkan pihak penantang.

Keduanya sama-sama melapor dugaan pelanggaran pilkada ke Bawaslu Kotabaru, pada Selasa (8/12/2020).

Komisioner Bawaslu Kotabaru, Ahmad Gafuri, menjelaskan bahwa tim duet SJA-Arul sejatinya melaporkan pasangan 2BHD lantaran ada dugaan pelanggaran kampanye masa tenang.

“Terkait postingan Facebook. Tidak terkait money politik,” terang Gafuri kepada jejakrekam.com, pada Rabu (9/12/2020) dinihari. Ia tak menjelaskan terlalu rinci ihwal laporan ini lebih jauh.

Pada malam harinya, Gafuri mengungkapkan bahwa duet 2BHD kemudian susul melapor adanya dugaan pelanggaran pilkada berupa politik uang di Desa Sarangtiung, Kecamatan Pulau Laut Sigam.

Ia membeberkan dari laporan tersebut, timses 2BHD memergoki adanya praktik politik uang di salah satu rumah penduduk di Desa Sarangtiung.

BACA JUGA: Satu Kasus Tangkap Tangan Di Tanbu, Bawaslu Kalsel Dukung Gerakan Warga Tolak Politik Uang

“Mereka (timses 2BHD) menyerahkan barang bukti uang sebesar 400 ribu,” ujar Gafuri. Timses juga menyebutkan nama terlapor yang berinisial K.

Lantas, apakah dugaan pelanggaran pilkada ini mengarah ke timses SJA-Arul? Gafuri belum memastikan.

“Selanjutnya, (terduga) pelaku besok setelah pelaksanaan pencoblosan, akan kami panggil dan akan kami minta klarifikasi,” ujarnya.

Gafuri menekankan bahwa semua laporan ini masih dalam tahapan kajian awal. Artinya, pihak Bawaslu Kotabaru mesti mendalami terlebih dahulu masing-masing

“Terkait syarat formil materiilnya, terkait kejadian itu, akan kita dalami,” pungkasnya. (jejakrekam)