Camat Murung Pudak Turun Tangan Bantu Lindiw, Warga Pinggiran yang Tinggal di Gubuk

0

MASIH ingat kisah warga Tabalong yang tak punya KTP dan tinggal di gubuk? Lindiw (52) warga RT 3 Kapar, Kecamatan Murung Pudak, Tabalong akhirnya dibantu pemerintah. Camat Murung Pudak Rahmatullah Putra Perdana dan Kepala Desa Kapar, Markuni, langsung turun tangan memberikan pelayanan kepada warganya tersebut.

LINDIW, yang juga didampingi pihak Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong dan RT setempat langsung difasilitasi Camat dan Kades hingga ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Tabalong.

Petugas Dukcapil langsung memberikan pelayanan. Lindiw pun diambil rekam sidik jari dan foto wajah. Tanpa mengalami kendala apapun, proses KTP Lidiw selesaik dalam waktu kurang dari satu jama pelayanan.

Menurut Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas didampingi pengurus lainya, Hayatun Nufus, bahwa KTP Lindiw sekarang sudah selesai. Tinggal bagaimana masyarakat bahu membahu memperbaiki gubuk pria sebatang kara itu.

BACA JUGA: Tinggal di Gubuk, KS2 Tabalong Ajak Sesama Bantu Lindiw

“Alhamdulillah KTP Abang Lindiw selesai. Koordinasi sudah dilakukan sejak dua hari lalu dengan pihak desa. Pak camatnya langsung turun tangan, bahkan difasilitasi mobil dari camat, didampingi kades,” Erlina Effendi mengabarkan ke koran ini.

Menurut Erlina yang juga Ketua Yayasan Sayangi Sesama ini, sepengalamannya proses perekaman kependudukan di Dukcapil itu sangat mudah. Kendala yang sering didapati adalah kadang pemberkasan di di desa. Kadang juga pemberkasan lambat karena inisiasi warga yang tidak proaktif.

“Namun untuk kasus-kasus tertentu, misal disabilitas atau warga yang tidak memiliki pemahaman yang cukup baik terhadap kependudukkan, ini maka aparat desa yang harus proaktif, supaya hak warga negara kedepan tidak mengalami kesulitan mengakses pelayanan publik,” beber Erlina.

BACA JUGA: KST dan KS2 Bagikan Puluhan Voucher Belanja Gratis untuk Anak Yatim Tabalong

Seperti diberitakan sebelumnya, Lindiw hingga setengah abad usianya tidak juga memiliki KTP. Hidup sebatang kara menggantungkan hidupnya pada kemudahan hati tetangga. Tinggal di tempat memprihatinkan. Bahkan untuk disebut gubuk pun masih tak layak.

Mahani alias Abang Lindiw (56), adalah warga Kapar Rt 03, tinggal di gubuk bertahtakan kresek atau pastik bekas. Pria yang bekerja serabotan tersebut pun hidup dari belas kasihan orang lainnya.

Atas curhatan ketua RT kepada KS2 Tabong, Pengurus KS2, Hayatun Nufus mengkoordinasikan dengan Ketua KS2, hingga team mereka kemudian turun mengklarifikasi fakta-fakta di lapangan.

Menurut informasi, saat ini pemilik tanah gubuk yang ditinggali Abang Lindiw sudah mewakafkan untuk tempat mebangun pondok tinggalnya. Dengan demikian masyarakat pun dapat menjadi bagian kebaikan membantunya memiliki tempat tinggal yang sederhana namun layak.

“Ini persoalan kemanusiaan. Tanggung jawabnya ada pada tetangganya, pemerintahnya, warganya dan saudaranya sesama. Akhirnya ini jadi urusan kemanusiaan kita semua. Kita sinergikan saja, baik pemerintah swasta dan kita sebagai pribadi,” beber Erlina Effendi Ilas waktu itu. (jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.