Tinggal di Gubuk, KS2 Tabalong Ajak Sesama Bantu Lindiw

0

LINDIW (52) warga RT 3 Kapar, Kecamatan Murung Pudak, Tabalong hingga setengah abad usianya tidak juga memiliki KTP. Hidup sebatang kara menggantungkan hidupnya pada kemudahan hati tetangga. Tinggal di tempat memprihatinkan. Bahkan untuk disebut gubuk pun Masih tak layak.

KEMARIN, kami didatangi oleh ketua RT 3 di Kapar. Beliau mengadukan si Abang Lindiw, yang hidup di gubuk sebatang kara, bahkan tak memiliki KTP setempat. Katanya sempat pernah diurus sudah lama, tapi sampai sekarang belum selesai,” jelas Dra Hayatun Nufus, Bendahara Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong.

Mahani alias Abang Lindiw (56), adalah warga Kapar Rt 03, tinggal di gubuk bertahtakan kresek atau pastik bekas. Pria yang bekerja serabotan tersebut pun hidup dari belas kasihan orang lainnya.

Atas curhatan ketua RT tersebut Hayatun Nufus mengkoordinasikan dengan Ketua KS2 Tabalong, hingga team mereka kemudian turun mengklarifikasi fakta-fakta di lapangan.

“Sayangnya, Lindiw hingga kini tak memiliki KTP. Secara administratif ia kehilangan banyak hal sebagai warga negara. KTP adalah prasyarat, warga dapat mengakses pelayanan publik. Namun pun demikian, Abang Lindiw tetap menerima bantuan jika ada program pemerintah,” beber Ketua KS2 Tabalong Erlina Effendi Ilas.

Bahkan sampai seorang ketua RT pun mencurahkan hal tentang Lidiw. Dia berharap desa dapat mengupayakan Abang Lindiw mendapatkan KTP, untuk kemudian membantu memperbaiki gubuknya sehingga di umur setengah abad, Abang Lindiw dapat memiliki KTP.

Menurut informasi, saat ini pemilik tanah gubuk yang ditinggali Lindiw sudah mewakafkan untuk tempat mebangun pondok tinggalnya. Dengan demikian masyarakat pun dapat menjadi bagian kebaikan membantunya memiliki tempat tinggal yang sederhana namun layak.

“Ini persoalan kemanusiaan. Tanggung jawabnya ada pada tetangganya, pemerintahnya, warganya dan saudaranya sesama manusia. Akhirnya ini jadi urusan kemanusiaan kita semua. Kita sinergikan saja, baik pemerintah swasta dan kita sebagai pribadi,” beber Erlina Effendi Ilas. (jejakrekam)

Penulis Asyilim

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.