Masih Abu-Abu, Antara Sosialisasi dan Kampanye Kontestan Pilkada Beda Tipis

0

MASA sosialisasi sebelum penetapan pasangan calon Walikota-Wakil Walikota Banjarmasin secara resmi oleh KPU, kini para kandidat mulai ramai mengisinya dengan aneka kegiatan berbau kampanye.

SAAT deklarasi sebelumnya, calon petahana Walikota Ibnu Sina bersama duetnya, eks Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Arifin Noor memilih deklarasi di jalur sungai. Mereka pun menggelar konvoi klotok dari dermaga Kelurahan Mantuil di Pulau Bromo, hingga mengelingi Sungai Martapura.

Lain lagi dengan Hj Ananda-Mushaffa Zakir. Kini jago usungan koalisi gemuk ini justru terus aktif di media sosial, bahkan turut pula menggandeng mantan Walikota Banjarmasin H Muhidin yang juga Ketua DPW PAN Kalsel untuk mempromosikan diri.

BACA : Banjarmasin Masih Zona Merah, Ajang Kampanye Pilwali Berpotensi Memicu Klaster Pilkada

Hal senada juga dilakoni mantan Sekdaprov Kalsel Abdul Haris Makkie bersama Sekretaris DPD Partai Gerindra Kalsel Ilham Nor, yang juga mencalonkan diri di perhelatan politik lima tahunan dengan mengisi beragam acara. Termasuk, cukup massif menyebar baliho dari ukuran mini, sedang hingga besar. Bahkan, keduanya juga ‘sepaket’ dengan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel, Denny Indrayana-Difriadi Darjat (H2D).

Pengamat politik asal UIN Antasari Banjarmasin, Dr Ani Cahyadi Maseri mengakui dalam masa penyelenggara pemilu, ada dua tahapan yang sulit dibedakan. Yakni, sosialisasi dan kampanye.

Menurutnya, tahapan kampanye itu harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Sedangkan sosialisasi ini tidak ada dasar hukumnya, bahkan bisa dilakukan sebelum memasuki masa kampanye.

“Sosialisasi ini yang kadang-kadang masih abu-abu. Artinya memang tidak punya dasar hukum. Sehingga oleh Bawaslu belum bisa dikatakan penindakan,” kata Ani Cahyadi Maseri kepada jejakrekam.com, Sabtu (12/9/2020).

Kondisi itu diakui doktor lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini justru, sang petahana terkesan ingin menunjukkan rasa kebanggaannya kepada warga Banjarmasin.

BACA JUGA : Bawaslu Banjarmasin Ingatkan Bapaslon Pilwali Belum Saatnya Menggelar Kampanye

Di mana kata dia, selama ini orang nomor satu di ibukota Kalsel tersebut selalu menggaung-gaungkan pariwisata, termasuk susur sungai.

“Itu sebenarnya menunjukkan bahwa beliau adalah yang berjasa dalam menyosialisasikan, berkaitan dengan pariwisata, termasuk susur sungai,” tutur Ani Cahyadi.

Ani Cahyadi juga menekan, di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) saat ini, seluruh bapaslon harus lebih cerdas mengadakan kegiatan serupa ini. Mereka harus tetap mengutamakan protokol kesehatan.

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Ibnu Sina-Arifin, Bambang Yanto berkata pada deklarasi itu tidak unsur unsur kampanye.

“Yang namanya deklarasi bukan kampanye. Kita kan yang namanya deklarasi Wajar-wajar aja, sama saja dengan paslon lain kan begitu juga,” tegasnya.

Lebih jauh, Ketua DPC Demokrat Banjarmasin ini mengemukakan alasan pihaknya memilih susur sungai sebelum deklarasi, karena ingin tampil beda dari bapaslon lainnya.

Mereka ingin, warga pinggiran juga harus mendapat perhatian. Selain itu, sungai merupakan denyut nadi warga kota Banjarmasin, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun budaya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.