POLEMIK saling klaim kepengurusan pengelolaan Makam Sultan Suriansyah di Jalan Kuin Utara, Banjarmasin Utara masih belum usai. Di tengah kesibukan Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin menangani Covid-19, mereka juga harus ikut andil dalam konflik tersebut.
SAAT ini Pemkot Banjarmasin akan segera membentuk tim khusus untuk menyelesaikan konflik pengelola makam sultan Banjar itu. Rencana tersebut mencuat sesuai hasil rapat koordinasi yang digelar di ruang rapat Wakil Walikota Banjarmasin, Selasa (21/7/2020).
“Pemkot segera membentuk tim khusus untuk menyelesaikan konflik pengelolaan makam sultan ini,” ucap Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdakot Banjarmasin, Doyo Pudjadi.
Rencananya, lanjut Doyo, pada Rabu (22/7/2020) besok, pemkot sudah menerbitkan SK resmi terkait pembentukan tim khusus tersebut. Kemudian, Jumat (24/7/2020) nanti, pihaknya mengundang kedua kubu pengelola baru dan lama untuk dilakukan mediasi.
BACA: Pengelola Makam Sultan Suriansyah Berharap Segera Adanya Kepastian Status
“Kita lakukan mediasi terhadap dua belah pihak nanti di Aula Kayuh Baimbai. Bila keduanya tetap tidak menemukan titik temu atau bahkan tidak berhadir. Maka akan dilanjutkan Senin,” ujarnya.
Namun, kata Doyo, apabila kedua belah pihak tetap tidak hadir pada Senin (27/7/2020) mendatang. Maka tim khusus yang dibentuk Pemkot nanti akan memutuskan sendiri.
Sementara itu, Wakapolresta Banjarmasin AKBP Sabana Atmojo menegaskan, jika sudah dilakukan mediasi nanti kedua belah pihak tetap tak menemukan titik temu. Maka pihaknya mempersilahkan mereka untuk menempuh jalur hukum.
BACA JUGA: Soal Polemik Pengelola Makam Sultan, Pemkot Banjarmasin Angkat Tangan
“Bila masih ada yang tidak mematuhi jalur hukum, maka itu dianggap melanggar hukum dan bisa dipidana. Karena kita adalah negara hukum,” tegasnya.
Dari pantauan jejakrekam.com pada Selasa (21/7/2020) sore, Makam Sultan Suriansyah benar-benar ditutup oleh pihak yang tak diketahui. Di depan pintu masuk, terdapat baliho dengan tulisan ‘Makam Ini Ditutup Sementara Dalam Keadaan Status Quo’.
Salah seorang warga setempat yang dijumpai jejakrekam.com, Rizkan Arif ikut bersuara soal polemik kepengurusan makam tersebut. Ia tak mempermasalahkan makam tersebut dikelola oleh pengurus lama maupun baru.
Namun, Arif berharap agar makam sultan Banjar pertama itu tak ditutup seperti sekarang. Mengingat banyaknya warga yang jauh datang dari luar Kalsel yang tak bisa berziarah.
“Terlepas siapapun yang menjadi pengelolanya. Kalau ditutup seperti ini, kasihan yang ingin berziarah. Kemarin ada tuh yang dari Kaltim, katanya ingin berziarah. Tapi batal karena melihat makam ditutup,” keluhnya. (jejakrekam)