Galang Donasi, Klinik Halim Medika Banjarbaru Gulirkan Program Rapid Test Gratis

0

KLINIK Halim Medika Banjarbaru pun ikut turun tangan dalam memerangi dan mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) baik tindakan medis maupun aksi sosial.

PEMILIK Klinik Halim Medika Banjarbaru, dr Abdul Halim yang juga dokter internis Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Banjarbaru ini mengungkapkan ada beberapa program yang sudah terlaksan seperti penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, masker gratis bagi rakyat serta paket sembako bagi kaum dhuafa.

“Sumber dana untuk kegiatan itu berasal dari tiga donatur. Total dana yang masuk sebesar Rp 575 ribu. Tujuan kami untuk mencari ridha Allah, bukan pamer,” ucap Abdul Halim kepada jejakrekam.com, Senin (27/4/2020).

BACA : Komisi VII DPR RI Dorong Lembaga Riset, Optimalkan Kajian Dan Produksi Rapid Test Secara Massal

Ia menceritakan gagasan untuk rapid test gratis berawal dari peristiwa kecolongan dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang positif di RSDI Banjarbaru.

Menurut Halim, waktu itu, tim dokter meminta agar semua pasien yang mau opname di RSDI Banjarbaru bisa dicek rapid test. Namun, ternyata, stok alat untuk tes cepat itu terbatas, hanya 60 kit.

Khawatir kecolongan lagi, Halim mengaku langsung mengontak Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani dan Wakil Walikota Darmawan Jaya Setiawan serta beberapa anggota DPRD Banjarbaru. Hasilnya, ada respon baik dari mereka, namun hingga kini belum terealisasi.

BACA JUGA : Sudah 1.159 ODP dan OTG Covid-19 di Kalsel Dilakukan Rapid Test

“Penyediaan rapid test di RSDI Banjarbaru ini sangat penting, sebab ketika pasien masuk ke Ruang Murai, Nuri dan Kasuari tentu akan membuat tenaga medis khawatir. Sebab, rata-rata tenaga medis tidak masih menggunakan alat pelindung diri (APD) level 1, bukan level 3 yang biasa dipakai di ruang khusus perawatan pasien terduga positif berdasar hasil rapid tes,” ucap Halim.

Dokter spesialis penyakit dalam ini pun menyarankan agar seluruh pasien yang masuk dan dirawat di RSDI Banjarbaru, terutama dicurigai kuat dari daerah transmisi lokal, harus menjalani rapid test.

“Apalagi, sudah ada rekomendasi dari perkumpulan dokter ahli agar semua tindakan operasi dan cuci darah wajib dirapid test Covid-19. Namun, yang jadi masalah adalah ketersedian rapid tes yang dialokasikan Dinas Kesehatan ke RSDI Banjarbaru dan puskesmas justru terbatas,” papar Halim.

Dokter yang juga advokat ini mengaku bak buah simalakama, tentu penyediaan rapid test berbayar pada pasien umum akan memberatkan. Karena, biaya rapid test mencapai jutaan rupiah.

“Tentu ini akan memberatkan pasien. Makanya, solusinya adalah Pemkot Banjarbaru bisa menyediakan alat rapid test bersumber dana dari sumbangan donator atau CSR. Termasuk, sumbangan dari pemotongan tunjangan insentif ASN,” papar Halim.

BACA JUGA : Ada Ambulance Inovasi Biddokes Polda Kalsel, Rapid Test Covid-19 Makin Mudah

Menurut dia, ketersediaan rapid test yang cukup untuk skirining (penapisan) bagi pasien RSDI Banjarbaru sangat penting. Bantuan dari Dinkes Provinsi Kalsel pun sangat diharapkan agar dengan rapid test bisa menjadi langkah awal bagi Banjarbaru menelusuri kasus Covid-19.

“Jangan sampai, ketika kita mewajibkan para pengunjung klinik atau rumah sakit mengenakan masker. Tapi, maskernya juga tak tersedia, karena kondisi perekonomian masyarakat sekarang tengah sulit di tengah wabah Corona ini,” beber Halim.

Melalui Yayasan Halim Murakata digalang donasi untuk pengadaan APD bagi tenaga medis, pemeriksaan rapid test gratis, pengadaan masker untuk masyarakat hingga pembagian paket sembako bagi keluarga yang membutuhkan selama bulan Ramadhan ini.(jejakrekam)

Pencarian populer:Foto rs halim medika kota bjb
Penulis Ipik Gandamana
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.