Ilung Serbu Sungai Martapura, Ibnu Sina : Dibiarkan Jadi Lapangan Bola

0

TINGGINYA curah hujan di hulu Sungai Martapura membawa dampak bagi Banjarmasin. Permukaan air naik dan ‘tradisi tahunan’ serbuan ilung atau eceng gondok pun memenuhi sungai utama di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

TAK hanya ilung, ranting bambu, ranting pohon serta sampah rumah tangga pun bergerombol membentuk delta datang ke Banjarmasin. Seperti terlihat di kawasan bawah Jembatan Pangeran Antasari, Kamis (2/1/2019).

Sejak malam hingga siang hari, tumpukan  ilung serta benda lainnya terus bertambah, hingga seperti sebuah lapangan mengapung selebar kurang lebih 30 meter di atas Sungai Martapura.

BACA : Ketimbang Dibuang ke Sungai Gampa, Mengapa Ilung Tak Didaur Ulang?

Gara-gara blokade ilung dan sampah itu, Surian, motoris longboat tujuan Banjarmasin ke Kuala Kapuas, Kalteng mengaku harus tertahan beberapa jam.

“Saya takut tumpukan ilung bersama ranting bambu dan pohon ini akan menyangkut di roda kapal,” ucap Surian kepada jejakrekam.com, Kamis (2/1/2019).

Hal ini juga dirasakan Abdullah, seorang nelayan. Dirinya membatalkan diri untuk membawa ikan ke tempat pelelangan ikan di Banjar Raya, akibat terhalang tumpukan ilung dan sampah itu.

“Dari pagi tadi, saya lihat tumpukan ilung datang dari arah hulu Sungai Martapura menuju hilir. Sudah beberapa hari dari Sungai Tabuk, sudah banyak ilung yang berdatangan ke Banjarmasin,” ucap Abdullah.

BACA JUGA : Makin Malam, Serbuan ‘Ilung’ Makin Membesar di Sungai Martapura

Walikota Banjarmasin Ibnu Sina pun tak ambil diam. Ia langsung memerintahkan agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) segera menerjunkan pasukan turbo. Sedikitnya ada 60 personel yang diturunkan bersama armada pembersih sungai.

“Ada lima grup pasukan turbo dari Dinas PUPR Banjarmasin yang sudah berada di lokasi. Mereka menghalau pampangan, kiriman tahunan di musim hujan ini tidak bisa dibiarkan. Jadi harus diurai, kalau tidak jadi Sungai Martapura jadi lapangan,” kata Ibnu Sina.

Mantan anggota DPRD Kalsel ini mengakui  tumpukan ilung ini bersifat dadakan, sehingga penanganannya harus segera dilakukan.

“Tiap tahun bisa puluhan kali seperti ini, sehingga ini harus dibersihkan segera mungkin, agar aliran Sungai Martapura menjadi lancar dan tidak menghambat arus lalu lintas transportasi air,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin/Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.