Pernikahan Dini Marak Picu Tingginya Angka Perceraian di Kalsel

MARAKNYA kasus pernikahan dini ditengarai jadi pemicu keretakan rumah tangga (broken home) yang berimbas pada perkembangan anak di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi keluarga yang  membina bahtera rumah tangganya.

FAKTA ini diungkap Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalsel Raudhatul Jannah Sahbirin Noor dalam kegiatan CNN Indonesia Meet Up Positive Generation Road To Harganas Kalsel, di Gedung Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Senin (29/4/2019).

Menurut Raudhatul Jannah, tingginya angka pernikahan dini selaras dengan jumlah tingginya angka perceraian di Kalsel. Jebolan magister Ilmu kesehatan ULM ini menyebut salah satu penyebab pernikahan dini adalah rendahnya pendidikan dan persoalan ekonomi.

BACA : Memprihatinkan, Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Banjar Masih Tinggi

Baginya, alasan pernikahan dini untuk mengurangi beban ekonomi keluarga adalah anggapan, yang justru malah sebaliknya.”Jadi, generasi muda mesti bisa memutus mata rantai pernikahan dini di Kalsel,” tutur Acil Odah sapaan akrabnya.

Selain persoalan ekonomi, Acil Odah menilai kurangnya perhatian kedua orangtua juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak dan remaja.  Mengingat, anak akan merasa kurang kasih sayang dari kedua orangtuanya.

“Kesibukan kedua orangtua bisa mengakibatkan anak ke arah pergaulan bebas dan narkoba. Anak tak merasakan kasih sayang,” tegasnya.

BACA JUGA : Jalan Baru Perkawinan

Akhirnya, menurut istri Gubernur Kalsel ini, anak berusaha mendapatkan kasih sayang dari orang lain. Bahkan, mencari teman curahan hati (curhat) untuk berkeluh-kesah, terlebih, curhat kepada lawan jenisnya. “Curhat boleh saja. Tapi, harus kepada orang yang lebih dipercaya dan jangan sama yang lawan jenis,” ucap Acil Odah.

Ia berharap banyak kepada agar generasi muda khususnya mahasiswa untuk menyampaikan bahaya pernikahan muda kepada keluarga sekitar, namun dengan cara yang santun dan mudah dimengerti. “Tak lupa juga kita harus tetap berdoa kepada Allah SWT,” kata Acil Odah.

BACA LAGI : Angka Perkawinan Anak di Kalteng Masih Tinggi

Sementara itu, Deputi Bidang KSPK BKKBN, Muhammad Yani mengatakan, solusi pencegahan pernikahan muda dengan upaya intervensi ekonomi, yakni bagaimana upaya meningkatkan ekonomi keluarga yang kurang mampu, agar bisa bangkit. Selain intervensi ekonomi, pendidikan sangat berperan dalam mencegah pernikahan dini.

“Setelah Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini, masyarakat diharapkan paham fungsi kelurga. Mengingat, ancaman keluarga ke depan sangat luar biasa,” pungkas Yani.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Ruangan komen telah ditutup.