Foto : Gian
PEMILIK penggilingan padi di Balangan mengeluh sulit memperoleh solar bersubsidi untuk bahan bakar pengoperasian mesin mereka.
“KAMI selalu ditolak saat akan mengisi solar di SPBU pakai jiriken untuk kebutuhan bahan bakar pengoperasian pengilingan padi, padahal sudah membawa surat keterangan dari kepala desa,’’ ujar Umar Hadi, salah satu pemilik pengilingan di Kecamatan Batumandi.
Keluhan sulitnya mendapat solar bersubsidi di SPBU ini terungkap saat Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Balangan bersama Tim Serap Gabah/beras petani (Sergap) mengelar rapat koordinasi serapan gabah petani (Sergap), Rabu (20/2/2019).
Dengan kondisi tersebut, menurut Hadi, pengelola atau pemilik pengilingan padi terpaksa membeli solar di eceran dengan harga lebih mahal, sehingga biaya operasional juga meningkat. “Kami terpaksa beli solar diluar SPBU dengan harga lebih mahal. Semoga masalah ini segera ada solusinya, jangan sampai berlarut-larut,’’ harapnya.
BACA : KNPI Kalsel : Ada Mafia di Distribusi LPG dan BBM
Data Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Balangan, ada 82 pengilingan padi yang tersebar di delapan kecamatan se-Balangan.
Dari 82 pengilingan tersebut, hanya sekitar 10 penggilingan yang beroperasi secara aktif tiap harinya sedangkan sisanya beroperasi paruh waktu. Dari 10 pengilingan aktif ini, bisa mengiling padi 5 ton per hari.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Balangan Ansharullah berjanji akan segara melakukan upaya untuk mengatasinya. “Kami akan melakukan pertemuan bersama, khususnya dengan SPBU, agar permasalahan ini bisa segara teratasi. Kami targetkan minggu depan pertemuan bersama sudah dilaksanakan,’’ janjinya.
Pihaknya segara membuat data rinci terkait keberadaan pengilingan padi, termasuk kebutuhan solar bagi masing-masing pengilingan padi. “Data ini penting, karena kita tidak ingin nantinya ada penyimpangan terkait solar bersubsidi ini,’’ bebernya.(jejakrekam)