Mengamen Demi Rupiah, Anak Punk Pastikan Tak Bikin Warga Resah

0

MEMILIH jadi pengamen sebagai jalan mengais rezeki. Sejumlah anak punk berasal dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan dan luar daerah mengumpulkan lembar rupiah dengan memetik ukulele, menghibur para pengunjung Siring Tendean dan Pasar Terapung Banjarmasin, Selasa (1/12/2019).

MEMBAWAKAN lagu-lagu khas anak punk berisi sindiran dan kritikan sosial, mereka pun bergantian menyapa warga yang memanfaatkan masa libur tahun baru di pusat kota tepian Sungai Martapura.

Salah satu anak punk, Muhammad Riski Saputra Dai mengaku berasal dari Manado. Ia cukup lama menggelandang di Banjarmasin. Kepada jejakrekam.com, Selasa (1/1/2019), dirinya menjalani hidup sebagai anak punk, tidak akan selamanya. “Ini sementara saja, saya masih mencari jati diri,” ujar Riski Saputra Dai.

BACA :  Dianggap Meresahkan, Satpol PP Banjarbaru Garuk Anak Punk Kawasan Lapangan Murjani

Riski tidak sendiri. Penampilan anak punk yang urakan dan lusuh sangat berbeda dengan khalayak ramai pada umumnya. Gaya rambut pun ditata ala Indian. Sebagian mengecat rambut dengan warna pirang. Namun, mereka menegaskan bukan kaum gelandangan yang hanya menadahkan tangan.

Riski ditemani anak punk lainnya selalu berkumpul dan menjaga kekompakan. Ada sekitar 10 anak punk yang terpantau di kawasan wisata andalan Banjarmasin. Namun, Riski memastikan mereka tidak mengemis atau memalak pengunjung.

“Kami mencari nafkah untuk makan minum dan lainnya dengan mengamen. Kami tidak mengganggu pengunjung atau wisatawan,” tutur Riski.

Usai mengamen sejak pagi hingga sore, Riski dan anak punk lainnya berkumpul di anak tangga Siring Tendean. Mereka menghitung uang hasil mengamen. Ada ratusan ribu jumlahnya. “Ini hasil mengamen babak pertama. Nanti dilanjutkan lagi pada babak kedua,” kata Riski.

Uang hasil mengamen pun dibeli makanan untuk dinikmati bersama. Sisanya, dibelikan rokok. Selebihnya, disimpan sebagai keperluan hari esok.

BACA JUGA :  Fenomena Anak Punk yang Masih Dianggap Meresahkan

Riski yang kini berusia 18 tahun juga mengungkapkan, ia bersama temannya sudah biasa didatangi petugas Satuan Pol PP Banjarmasin, ketika berkumpul di berbagai tempat.

Namun, menurut Riski, aparat  Satpol PP tidak menangkap mereka, hanya memberi nasihat. “Kami diminta menjaga ketertiban dan tidak membuat resah masyarakat,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.