Pemprov Kalsel Tawarkan Kemudahan Perizinan bagi Investor

0

KEMUDAHAN perizinan ditawarkan Pemprov Kalsel guna meningkatkan investasi di Kalsel. Dalam RPJMD Kalsel 2016-2021 ditarget investasi sebesar Rp 9,2 triliun.

HINGGA triwulan kedua tahun 2018, investasi yang masuk ke Kalsel sudah mencapai Rp 6,2 triliun,” beber Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel Nafarin, pada Kalsel Invesment Forum 2018 yang dihadiri12 perwakilan kedutaan besar negara sahabat.

Pihaknya mengajak investor nasional dan multinasional untuk berinvestasi di Kalsel. Ada potensi investasi senilai Rp 30 Triliun dari 10 program.

Dimana, bebernya, nilai investasi tersebut untuk membiayai 13 proyek strategis provinsi (PSP) dan 3 proyek strategis nasional.

Beberapa proyek tersebut adalah bendungan Tapin, PLTA, kawasan kndustri Batulicin, kawasan industri Jorong, jalan tol Batulicin-Banjarbaru sepanjang 300 kilometer, Aero City Bandara Syamsuddin Noor, mass rapid transit (MRT) Banjarbakula, bendungan Kusan dan PLTA, pelabuhan Sebuku, pusat distribusi dan pasar induk Kalimantan, geopark Meratus, KEK lariwisata Loksado, kawasan pariwisata Riam Kanan, traditional floating market Banjar, dan sport city Banjarbaru.

“Segala hal yang selama ini memberatkan investor kami pangkas habis. Pembebasan lahan dibantu, bahkan beberapa lahan sudah milik Pemprov Kalsel sehingga tidak perlu lagi dibebaskan. Perizinan juga dipermudah, karena tata ruangnya sudah sesuai peruntukannya, dan berbagai kemudahan lainnya,” tuturnya.

Menurut Nafarin, Kalsel Invesment Forum 2018 sebagai upaya mewujudkan nawacita yang menjadi visi misi Presiden Joko Widodo dalam rangka pembangunan dengan melibatkan pihak swasta.

Selain itu, imbuh dia, juga sebagai dasar menjadikan Kalimantan Selatan sebagai daerah yang mandiri dan terdepan sesuai dengan visi-misi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor.

Sementara itu, Direktur PT Jhonlin Mega Industri Andri S Amarald mengatakan, untuk Batulicin Industri sudah banyak investor dari luar yang berminat. “Sejauh ini memang masih belum terlalu banyak ekspos keluar sebab masih mengurusi izinnya. September 2018 target kami sudah bisa selesai perizinan,” katanya.

Diungkapkannya, yang paling banyak ditanyakan investor adalah investasi terkait CPO, rumput laut, karet, dan lainnya. “Terbaru, sudah ditandatangani MoU dengan investor asal Brazil, sekarang ada pula dari Slovakia yang mau masuk,” kata dia.(jejakrekam)

Penulis Sayyiddil Ahmada
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.