Berakhir Desember, Mangga Banjiri Pasar Buah Banjarmasin

0

MUSIM hujan yang mendera Banjarmasin ditandai dengan kehadiran berbagai jenis buah tropis. Termasuk, mangga yang kini membanjiri pasar buah di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Mangga termasuk dalam marga Mangifera atau bernama ilmiah Mangifera indica merupakan jenis buah yang puaknya berasal dari India.

DAGING mangga pun telah dinobatkan sebagai buah yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Hal ini tak bisa dipungkiri dari hasil riset kesehatan menyatakan bahwa mengkonsumsi mangga dapat menurunkan risiko degenerasi makula, penurunan risiko kanker usus besar, kesehatan tulang bahkan manfaat bagi kulit dan rambut.

Berbagai jenis mangga yang dijual di Banjarmasin, kebanyakan didatangkan dari Sampang, Madura, Jawa Timur. Sebab, untuk berbagai jenis mangga lokal diakui kualitasnya masih kalah dibanding dengan buah dari Pulau Jawa.

“Buah mangga dari Madura ini lebih manis dibandingkan jenis mangga yang dibudidayakan di Kalsel. Makanya, banyak yang lebih suka dengan mangga dari Madura,” ucap M Yusran, yang menggelar dagangan di sekitar kawasan Pelabuhan Martapura Lama, Jalan RE Mardinata saat berbincang dengan jejakrekam.com, Rabu (13/12/2017).

Ia mengakui saat ini pengembangan berbagai jenis mangga cukup berhasil dilakukan di daerah Sungkai, Kabupaten Banjar atau wilayah perbatasan dengan Kabupaten Tapin. Hanya saja, menurut Yusran, mangga lokal ini belum mampu bersaing baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan mangga-mangga yang didatangkan dari Pulau Jawa.

Ada berbagai jenis mangga yang didatangkan dari Madura, yakni mangga golek, manalagi, gadung, madu dan susu. Menurut Yusran, harga mangga yang dijual pun bervariasi tergantung jenisnya. Yakni, untuk mangga golek dijual Rp 11 ribu per kilogram, mangga madu Rp 10 ribu, mangga gadung Rp 13 ribu dan termahal mangga susu Rp 15 ribu per kilogram.

“Sehari biasanya laku sekitar 50 kilogram atau lebih. Sebelumnya, mangga ini sempat kosong di pasaran Banjarmasin, akibat tak disuplai dari Pulau Madura. Sekarang, mangga yang ada ini hanya sisa, karena sebentar lagi musim buah lokal akan membanjiri pasar buah di Banjarmasin, terutama tiwadak (cempedak) dan rambutan,” tutur Yusran.

Berpengalaman selama 15 tahun berjualan buah, Yusran tahu betul bahwa buah mangga jauh lebih digemari warga Banjarmasin dan sekitarnya. “Ya, karena rasa mangga Madura ini lebih manis dibanding mangga lokal yang lebih asam,” ucapnya.

Ia pun memprediksi kehadiran mangga ini akan berakhir pada akhir Desember 2017 dan awal Januari 2018, dengan bergantinya musim buah di Kalimantan Selatan. Untuk memenuhi permintaan konsumen di Banjarmasin, Yusran pun mendatangkan sedikitnya 300 keranjang yang rata-rata berisi 13 kilogram. “Saat ini, mangga yang didatangkan dari Madura ini dibawa kapal besar dalam kontainer. Dengan cuaca buruk dan gelombang tinggi di Laut Jawa, sudah jarang perahu Madura merapat di Pelabuhan Martapura Lama,” tutur Yusran.(jejakrekam)

Penulis : Sirajuddin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Didi GS

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.