Universitas Lambung Mangkurat

0

Oleh: Akhmad Lazuardi Saragih (Penerima Beasiswa Bank Indonesia di Universitas Lambung Mangkurat Tahun 2000. Penulis juga mendapat Julukan sebagai Mahasiswa Abadi di Kampus FISIP Unlam).

UNIVERSITAS Lambung Mangkurat (ULM) adalah perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Banjarmasin dan Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Universitas ini didirikan pada 21 September 1958 dan diresmikan pada tanggal 1 November 1960.

NAMA universitas ini diambil dari nama Lambung Mangkurat, seorang patih dari Kerajaan Negara Dipa yang tak terpisahkan dari sejarah Kerajaan Banjar di Kalsel.

Tanggal 21 September 1958, awal berdirinya Universitas Lambung Mangkurat (dulu disingkat Unlam, sekarang disingkat ULM) dengan Presiden Universitas (sekarang, rektor) adalah Letkol. H. Hasan Basry, Wakil Presiden adalah Abdul Wabab Syahranie, dan Sekretaris Drs. Aspul Anwar.

BACA : Universitas Lambung Mangkurat Berdiri Di Atas Keberagaman

Berdirinya Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berawal dari Yayasan Akademi Perniagaan Kalimantan dengan Akta Notaris Nomor 24 tanggal 21 September 1956.

Akademi Perniagaan Kalimantan (APK) yang kemudian didirikan atas prakarsa Milono selaku Gubernur Kalimantan pada tahun 1957. APK sendiri didirikan dengan tujuan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan dan menyebarkan luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Selanjutnya, atas prakarsa para tokoh masyarakat serta pejuang kemerdekaan Republik Indonesia di Kalsel pada 3 Maret – 10 Maret 1957 mengadakan reuni Kesatuan Tentara Nasional Indonesia Divisi Lambung Mangkurat di Desa Niih, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Reuni ini, bertujuan memperingati Proklamasi Gubernur Militer ALRI Divisi IV Kalimantan, sekaligus membicarakan pembangunan daerah Kalimantan. Alhasil, pertemuan tersebut menyepakati terbentuknya Dewan Lambung Mangkurat yang di antara beberapa rencana kerjanya mendirikan sebuah perguruan tinggi di Kalimantan dengan nama Universitas Lambung Mangkurat.

BACA JUGA : Antisipasi Dan Perubahan Zaman, Statuta Baru ULM Akan Diundangkan

Pada pertengahan tahun 1958 dibentuklah Panitia Persiapan Pembentukan Universitas Lambung Mangkurat. Dan pada 21 September 1958, Panitia dapat meresmikan berdirinya Universitas Lambung Mangkurat (dulu disingkat Unlam, sekarang disingkat ULM) dengan Presiden Universitas (sekarang, rektor) adalah Letkol. H. Hasan Basry.

Sementara itu, Wakil Presiden adalah Abdul Wabab Syahranie, dan Sekretaris Drs. Aspul Anwar. Pada mula berdirinya Universitas Lambung Mangkurat masih berstatus swasta dibawah naungan Yayasan Pendidikan Lambung Mangkurat yang pada waktu itu diketuai oleh H. Maksid (Mantan Gubernur KDH Kalimantan Selatan).

Awalnya Universitas Lambung Mangkurat hanya terdiri atas Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik, Fakultas Islamologi, serta Kursus-kursus B I dan B II. Dengan terbentuknya Universitas Lambung Mangkurat, maka tugas Panitia yang dibentuk oleh Dewan Lambung Mangkurat sudah berakhir dan selanjutnya diserahterimakan kepada Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat yang didirikan dengan Akta Notaris Nomor 57 tanggal 12 Februari 1959. Serah terima ini diketahui oleh H. Maksid (Kepala Daswati I Kalimantan Selatan).

Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun, pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor: 41 tahun 1960 tertanggal 29 Oktober 1960, meresmikan Unlam sebagai Universitas Negeri pada tanggal 1 November 1960 yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (dulu, sekarang bernama Kementerian Pendidikan Dan Kebudayan.

BACA LAGI :  Gekrafs Kalsel Jalin Kerjasama Dengan Universitas Lambung Mangkurat Dalam Upaya Pengembangan Ekonomi

Pada saat peresmian itu Universitas Lambung Mangkurat memiliki 4 fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik (dulu, sekarang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Pertanian. Fakultas Pertanian itu sendiri baru berdiri pada 3 Oktober 1961 di Banjarbaru.

Fakultas Pertanian sendiri berdiri berkat kerjasama antara Yayasan Perguruan Tinggi Lambung Mangkurat dan Pimpinan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia di Bogor (sekarang Institut Pertanian Bogor (IPB).

Unlam hari ini, menyongsong fajar baru. Tentunya kita tak mau fajar dimulai dari kemunduran, apalagi kemelut yang berkepanjangan. Adalah kehormatan bagi almamater, sebuah institusi bernama universitas jika kaum intelektualnya berhasil meraih predikat terpelajar yang bermentalkan idealisme dan kehormatan pada etika keilmuan, sehingga menjadi kaum intelektual yang sejati dan mengenal jati dirinya.

Sebagai orang yang pernah mengenyam dunia pendidikan yang bergelarkan kaum intelektual, rasanya tak pantas menerima simbol kehormatan dari gelar akademik di depan dan di belakang nama, jika kita masih menorehkan tinta hitam dalam sejarah dunia pendidikan.

Kita sangat berharap kepada pimpinan universitas yang baru dilantik, senantiasi tetap menjaga ritme agar mengedepankan prinsip good education.

BACA : Kebijakan Migrasi BPJS Ke LMMC Jadi Syarat KRS Bagi Mahasiswa ULM Picu Polemik

Tulisan ini tak bermaksud menggurui, apalagi mengkritik tanpa solusi. Kiranya pimpinan universitas harus menyadari, kecintaan sebagian orang terhadap Unlam bukan hanya karena ikatan simbol akademik. Tetapi lebih dari itu, kecintaan untuk bersama-sama membangun almamater Unlam.

Kita hanya mengingatkan, pimpinan Unlam memiliki tanggungjawab besar terhadap jutaan generasi yang masih ada dan akan masuk Unlam untuk tampil ke lini depan menjawab persoalan dan tantangan dari realitas zaman yang semakin modern.

Secara implisit oleh para pendirinya, ULM dicita-citakan menjadi faktor penggerak pembangunan (agent of development) di kawasan Kalimantan, baik dari konsepsi/wawasan pembangunan maupun penyedia sumber daya manusia.

Atas cita-cita yang dinginkan tujuan didirikannya agar kelak universitas ini menjadi pelopor dalam memajukan pendidikan tinggi di Kalimantan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Unlam juga di beri julukan sebagai sebagai “Universitas Perjuangan”.

Alhasil, saya mengucapkan selamat berjuang bagi kita selaku pemegang tahta almamater. Juga selamat kepada seluruh, siapa pun dia, yang telah menorehkan tinta emas terhadap Unlam. Tanggungjawab besar ada di tangan kita, semoga bisa membawa Unlam menjadi universitas terdepan. Mari kita galang kekuatan bersama menyongsong Unlam menjadi salah satu universitas terdepan di kancah international.(jejakrekam)

Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.