Hormati Para Dewa, Berharap Berkah di Tahun Baru Babi Tanah

0

AROMA hio menyerbak di areal Klenteng Suci Nurani. Klenteng berumur ratusan tahun ini sejak pagi hingga malam hari didatangi warga umat Tridharma; Konghucu, Buddha dan Taoisme untuk bersembahyang di altar para dewa, Senin (4/2/2019). Mereka berharap berkah di tahun baru Imlek dengan shio babi tanah.

SEPERTI Yokleng, mengakui tahun Imlek 2570 jauh lebih menjanjikan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu 2017 adalah ayam api, sedangkan 2018 shionya anjing tanah.

“Sekarang, tahun 2019 ini bertepatan dengan shio babi tanah. Jadi, bagi para pebisnis, tahun ini jauh lebih berkah, bisa lebih baik dan sukses. Ibarat binatang yang mencari makan, shio ayam itu ya seperti menggaruk-garukkan kuku dulu, baru dapat makanan, ya seperti juga dalam berusaha,” kata Yokleng kepada jejakrekam.com, Senin (4/2/2019).

BACA :  Balada Penambang Emas Cina dari Kampung Parit Mas

Hanya saja, warga Jalan Simpang Sudimampir Raya ini mengaku tahun ini tak akan merasakan Imlek dengan meriah. Karena dalam tahun ini, sang suami telah pulang meninggalkan dirinya dan keluarganya.

“Saat ini, kami masih dalam masa berkabung. Dalam tradisi Tionghoa, kalau masih dalam masa berkabung, tak boleh merayakan Imlek meriah. Kami hanya bersembahyang di altar untuk menghormati para leluhur,” ucapnya.

Lain lagi dengan Manto. Ia mengaku sudah tidak merayakan Imlek pada 2018 lalu, karena orangtuanya meninggal dunia. Tahun ini, menurut Manto, dirinya tak lagi kehilangan anggota keluarga. “Jadi, kami bisa merayakan Imlek dengan gembira,” tuturnya.

BACA JUGA :  Hikayat Dua Klenteng Besar, Identitas Etnis Tionghoa Banjar

Sementara itu, Erwan usai bersembahyang di Klenteng Suci Nurani, Jalan Piere Tendean, Pacinan Banjarmasin mengatakan pada awal hari di tahun 2570, diawali dengan sembahyang pengantaran Dewa Dapur.

“Persembahyangan ini dilakukan sejak pagi hingga menjelang dinihari. Puncaknya, memang saat pukul 00.00 Wita, untuk mengantarkan pergantian tahun dengan persembahan seperti makanan, daging, buah-buah dan kue, bisa juga ditambah arak hitam,” tuturnya.

BACA LAGI :  Leluhur dari Yunan, Etnis Tionghoa Membaur di Pacinan

Menyambut datangnya Imlek 2019/2570, terlebih lagi dengan shio babi tanah, Erwan mengatakan kebiasaan warga Tionghoa adalah mempercantik isi rumah, serta membersihkan tempat peribadatan. Terutama, patung para dewa dan altar persembahan.

“Harapannya, ketika kita menghormati para dewa, tentu keberkahan akan dilimpahkan mereka kepada kita,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin/Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.