Kasus Pembunuhan Menghebohkan di Banjarbaru, Bagaimana Islam Memandangnya?

Oleh : Mulyaningsih, S.Pt

0

SELASA, 17 April 2018 warga Banjarbaru kembali digegerkan dengan pemberitaan pembunuhan. Aksi pembunuhan terjadi di sebelah Rumah Butik Nurmala Collection Kelurahan Komet, Kota Banjarbaru pada pukul 15.00 Wita. Korban tewas adalah seorang wanita bernama Siti Mulin Nimah (22 tahun) dengan luka yang bersimbah darah di daerah dada, lengan tangan, rusuk dan pinggang sebelah kiri.

MENURUT saksi mata, Rahajeng Istuningtia, korban menerima telepon dari mantan pacarnya. Dari percakapan kedua, mantan pacarnya meminta korban untuk keluar dari tempat kerjanya karena mau diberi sejumlah uang. Berikut adalah percakapan korban dan pelaku.

“Ikam (kamu) keluar pang dari salon ke samping Butik Nurma Collection, aku (saya) handak (mau) memberi uang.” Demikian kata si mantan pacar korban seperti yang ditirukan oleh saksi Rahajeng.

Akhirnya korban keluar dari salon untuk menemui pelaku. Setelah lima menit keluar dari salon, terdengar teriakan dari lokasi kejadian (sebelah Butik Nurma Collection), Rahajeng pun keluar dari salon dan mendapati Mulin (korban) sudah tergeletak bersimbah darah. Korban sempat dibawa ke rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Mawar menggunakan mobil mini bus. Namun sayang, korban tidak bisa diselamatkan.

Menurut Siti Rohayati (Juru Bicara Polres Banjarbaru Ajun Komisaris) membenarkan kasus penusukan hingga korban meninggal dunia. Tiga puluh menit seteah kejadian, polisi berhasil menangkap pelaku yang berinisial “S” dengan bantuan ayah korban di daerah Bincau, Martapura, Kabupaten Banjar. “Sempat terjadi pergumulan di lokasi penangkapan. Kami menemukan sajam (senjata tajam) yang digunakan pelaku ketika menusuk korban. “S” sudah diamankan di Polsek Banjarbaru Kota,” kata AKP Siti Rohayati.

Polisi masih mendalami motif dibalik aksi penusukan ini. Dugaan awal yang dihimpun dari lokasi kejadian bahwa S nekad menusuk Mulin karena persoalan percintaan. Sebelum kejadian memang mereka berdua telah putus (m.kumparan.com, 17/4/2018).

Astaghfirullah, sedih bercampur marah ketika kita mendengar serta melihat kejadian semacam itu. Hanya karena masalah percintaan pelaku dengan mudahnya menghilangkan nyawa seseorang. Tak adakah rasa takut atau khawatir yang menyelimutinya? Tak adakah iman dalam dirinya? Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut yang muncul dalam benak kita. Sungguh sangat menghawatirkan, nyawa manusia ibarat hewan yang mampu dimatikan  kapan saja, di mana saja sesuai dengan kemauan sang pemilik. Padahal sejatinya pemilik jiwa ini adalah Sang Pencipta, Allah SWT.

Pandangan Islam

Islam sebagai sebuah agama yang sempurna dan paripurna. Di dalamnya ada aturan-aturan yang digunakan manusia sebagai rambu-rambu ketika ia hidup. Segala hal ada dalam Islam, mulai dari pengaturan hubungan manusia dengan dirinya sendiri, orang lain dan Allah SWT. Begitu lengkapnya, sampai-sampai ada perkataan bahwa Islam mengatur dari bangun tidur sampai tidur kembali. Pasalnya mau masuk dan keluar WC saja Islam punya aturan mainnya, apalagi dalam hal-hal yang luas.

Terkait dengan fakta yang tersaji diatas bahwa ada manusia yang tega serta berani melakukan penusukan terhadap orang lain. Ditambah lagi si korban adalah wanita dan sama-sama beragama Islam pula. Dan hanya karena masalah percintaan si pelaku sampai tega melakukan hal tersebut. Sungguh amat sangat disayangkan. Kemanakan keimanan dia selama ini? Nyaris tak ada bekasnya. Sejatinya dengan keimanan yang kuat maka akan menghantarkan manusia pada jalan yang sesuai dengan yang digariskan oleh Allah SWT.

Dalam Al qur’an terdapat firman Alah SWT yang berbunyi: “Dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah jahannam. Ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (TQS An Nisa 93).

Kemudian ditambah dengan Sabda Rasulullah SAW: “Lenyapnya dunia lebih ringan di hadapan Allah daripada membunuh seorang Muslim,”. (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).

Bahkan larangan membunuh ini juga berlaku pada jiwa yang berlindung dibawah syariat Islam. Sebagaimana di dalam Sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang membunuh orang kafir yang memiliki perjanjian perlindungan (Mu’ahad), maka tidak mencium wanginya surga. Sungguh wangi surga itu tercium sejauh jarak empat puluh tahun”. (HR al-Bukhari).

Bahkan Allah SWTmengibaratkan membunuh satu jiwa manusia seperti membunuh seluruh manusia. Seperti dalam firman Allah SWT: ”Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (TQS al-Maidah 32).

Begitu banyak nash-nash yang melarang akan perbuatan tersebut sampai-sampai Allah SWT mengibaratkan lenyapnya dunia ini lebih ringan daripada kehilangan nyawa seorang mukmin. Dan Allah juga telah mengambarkan dengan gambaran jelas bahwa aksi pembunuhan terhadap sesama muslim ini akan diberikan balasan berupa neraka jahannam.

Maka selayaknya sebagai seorang muslim harus bisa membentengi diri dengan keimanan yang kokoh. Karena yang namanya manusia akan selalu diganggu oleh syetan, kapanpun dan dimanapun kita berada. Sehingga wajib hukumnya bagi kita untuk mempertebal dan selalu menaikkan kadar keimanan kita. Termasuk pula di dalamnya adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan perintah Allah SWT.

Jangan malah menjerumuskan diri dalam perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah. Termasuk di dalamnya adalah pacaran. Dalam Islam telah jelas dan tegas bahwa pacaran tidak boleh karena bisa menimbulkan pada perbuatan perzinahan. Serta bisa menimbulkan pada perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah lainnya. Seperti halnya pada kasus yang tertera di atas.

Berbicara masalah keimanan, maka kadang bisa di atas atau di bawah. Sehingga perlu terus-menerus dijaga kekonsistenannya. Salah satu cara untuk menjaga keimanan adalah dengan bergaul bersama orang-orang sholih. Ibarat kita bergaul dengan penjual minyak wangi, maka kita akan kecipratan wangi parfum tersebut.

Hal lainnya adalah mengupayakan diri agar selalu menimba ilmu-ilmu Islam (ngaji Islam), karena ini adalah kewajiban bagi setiap muslim. Tidak memandang laki-laki atau perempuan, semua diperitahkan hal yang sama.

Negara juga punya andil besar dengan penjagaan keimanan rakyatnya. Karena itu adalah salah satu tugas dari negara, tidak membiarkan rakyatnya terjerumus dalam kubangan masalah. Karena sejatinya manusia akan selalu didatangi oleh masalah. Sehingga perlu adanya pembinaan yang serius serta sungguh-sungguh dalam keimanan ini.

Begitulah Islam mengatur terkait dengan ajal, karena ini adalah hak prerogatif dari Allah maka manusia tidak boleh menyegerakan atau menundanya. Hal tersebut akan berdampak padanya dihari akhir kelak. Dengan menerapkan sistem Islam secara sempurna maka akan mewujudkan masyarakat yang mempunya keimanan kokoh dan membaja. Karena Islam adalah agama yang mempunyai aturan penuh serta lengkap terhadap semuanya, sehingga apapun permasalahannya dapat teratasi dengan Islam. Wallahu A’lam.(jejakrekam)

Penulis adalah RO Ulin-Banjarbaru, Ibu Rumah Tangga

Pemerhati masalah Anak, Remaja dan Keluarga

Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) Kalsel

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.