Ganti Kresek Bisa Terapkan Penggunaan Bakul Purun di Retail Modern

0

PEMBERLAKUAN pelarangan penggunaan kantor plastik (kresek) pada retail modern dan pusat perbelanjaan yang berlaku sejak 1 Juni 2016, lewat Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 18 Tahun 2016, demi mengurangi omzet sampah plastik di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan justru dinilai tak memberi manfaat sama sekali.

MANTAN anggota DPRD Kalsel Anang Rosadi Adenansi menilai pelarangan penggunaan kantong plastik (kresek) yang kini diterapkan di sejumlah retail modern, seperti amanat Pasal 11 ayat (2) Perwali Banjarmasin Nomor 18 tahun 2016 itu, hanya bersifat larangan tanpa ada solusi bagi peningkatan perekonomian warga kota.

“Dengan alasan kantong plastik atau kresek itu sulit terurai ketika menjadi sampah. Terlebih lagi, volume sampah yang makin membesar di Banjarmasin, justru tanpa ada solusi alternatif. Padahal, sekarang dengan inovasi teknologi penguraian sampah serta ada kresek berbahan dari singkong yang dapat terurai bisa diterapkan retail modern yang ada di Banjarmasin,” ujar Anang Rosadi Adenansi, Sabtu (11/3/2017).

Jebolan Fakultas Teknik Universitas Jayabaya, Jakarta ini mengatakan pelarangan itu sepatutnya juga diikuti dengan pemberdayaan home industri kerajinan lokal yang ada di daerah. “Ya, seperti bakul purun yang sebetulnya bisa memberi dampak berganda bagi para perajin. Nah, dengan mewajibkan penggunaan bakul purun justru mengangkat budaya khas Kalsel, juga bisa menambah penghasilan bagi para pengrajin,” tutur politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Anang Rosadi mendukung kebijakan pelarangan kresek itu sebagai upaya pendisiplinan bagi warga kota agar bertanggungjawab terhadap menjaga lingkungan hidup, khususnya bumi yang telah memberi ruang hidup sehingga tak dikotori. “Patut diingat, pejabat yang mengeluarkan kebijakan semacam itu harus amanah. Apalagi, mereka itu digaji dari uang rakyat,” katanya.

Jangan sampai, masih menurut Anang, justru kebijakan yang dikeluarkan malah merugikan masyarakat karena hanya mengejar target agar Banjarmasin bersih dan bebas plastik. “Makanya, saya mengusulkan sebagai pengganti kresek itu ya gunakan bahan yang ramah lingkungan seperti kresek dari singkong atau bakul purun. Jangan sampai justru kebijakan itu di satu sisi tak berdampak luas bagi masyarakat. Ingat, kepemimpinan itu bukan hanya terkait masalah lingkungan hidup, tapi juga rakyat yang ada menghuninya,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis  : Didi GS

Foto       : Native Borneo

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.