Belum Berlaga di Pemilu 2024, Anang Rosadi Terdepak dari DCT DPR Partai NasDem Jadi Petaka Demokrasi

0

PENGAMAT politik dan kebijakan publik Uniska MAB Banjarmasin, Muhammad Uhaib As’ad menilai terdepaknya Anang Rosadi Adenansi sebagai calon tetap DPR RI dari Partai NasDem merupakan petaka politik di era demokrasi.

“MENGAPA petaka demokrasi? Karena tidak ada alasan yang kuat menjadi bangunan argumen kokoh mengapa tiba-tiba Anang Rosadi Adenansi yang awalnya masuk daftar calon sementara (DCS) menghilang di daftar calon tetap (DCT) anggota DPR RI dapil Kalimantan Selatan 1 pada Pemilu 2024 ini,” kata Uhaib As’ad kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Senin (6/11/2023).

Menurut Uhaib As’ad, dalam informasi di internal partai besutan Surya Paloh justru Anang Rosadi termasuk dalam radar survei elektabilitas dan popularitas cukup tinggi dalam daftar ‘jago’ andalan Partai NasDem guna bertarung memperebutkan suara rakyat pada Pemilu 2024 di dapil Kalsel 1.

“Lantas mengapa namanya dicoret dari DCT Partai NasDem? Ini suatu pertanda bahwa demokrasi di negeri tidak lebih sebagai arena pasar gelap. Bisa dipahami jika sosok Anang Rosadi memiliki karakter tegas dan berpikir kritis dalam menyikapi persoalan, khususnya isu-isu lokal dan sumber daya alam (SDA),” kata doktor kebijakan publik lulusan Universitas Brawijaya Malang ini.

BACA : Tersingkir dari DCT DPR Partai NasDem, Anang Rosadi : Jargon Perubahan Harus Dibuktikan!

Uhaib menganalisis tersingkirnya Anang Rosadi juga dipicu faktor rivalitas di internal Partai NasDem, terlebih lagi dengan masuknya justru eks politisi yang awalnya bukan kader partai.

Sebab, menurut dia, dalam sistem proporsional terbuka yang diterapkan dalam Pemilu 2024, persaingan antar kandidat sangat ketat baik di eksternal terlebih lagi di internal Partai NasDem sendiri.

“Hingga kini, saya tak memiliki informasi akurat, mengapa sampai Anang Rosadi dicoret sebagai caleg DPR RI dari Partai NasDem. Sesungguhnya yang terjadi adalah suatu petaka dalam perpolitikan lokal dan nasional di era demokrasi sekarang ini,” kata Direktur Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik Banjarmasin.

BACA JUGA : Manuver Rifqinizamy; Usai Mundur dari PDIP, Mencaleg DPR di NasDem pada Pemilu 2024

Menurut Uhaib, sepatutnya Partai NasDem memberi konfirmasi dan argumen kuat dan rasional soal tersingkirnya Anang Rosadi dari deretan caleg usungannya di Pemilu 2024.

Akademisi FISIP Uniska MAB Banjarmasin ini mengatakan yang mengemuka adalah politik sebagai pasar gelap dengan politik transaksional. Dengan begitu, Uhaib menduga pilihan yang diambil oleh Partai NasDem dengan masuknya satu nama yang sebetulnya bukan kader murni dengan mendepak Anang Rosadi.

BACA JUGA : Ingin Pecah Telur di Pemilu 2024, Nasdem Kalsel Target Raih Kursi DPR RI

“Anang Rosadi tersingkir karena kevokalan dan idealismenya atau tidak memiliki hubungan emosional dengan elite politik Partai NasDem baik di lokal maupun nasional. Inilah yang menjadi petaka politik dan preseden buruk demokrasi,” kata Uhaib.

Masih kata Uhaib, akibat permainan elite politik khususnya di Partai NasDem dan diduga ada campur pihak lain atau orang kuat, justru Anang Rosadi yang dipilih menjadi korban politik.

BACA JUGA : Tak Masuk Gerbong 186 DCS DPR RI Pemilu 2024, Rifqinizamy Undur Diri dari PDI Perjuangan

“Ini jelas permainan politik parpol yang tidak mencerdaskan dalam kehidupan demokrasi. Jegal menjegal menjadi buktinya. Seharusnya jika parpol itu mengklaim sebagai partai modern dan membawa perubahan, maka memberi kesempatan yang sama kepada siapa saja untuk bertarung bebas di Pemilu 2024,” tutur Uhaib.

Mirisnya, menurut dia, justru sebelum berlaga di Pemilu 2024, malah seorang vokalis dan aktivis senior Kalsel seperti Anang Rosadi dijegal duluan. Uhaib menegaskan hal ini akan menjadi catatan hitam yang kelam bagi perjalanan demokrasi, terkhusus Partai NasDem di Kalsel.

BACA JUGA : Petahana Vs Pendatang Baru, 101 Bacaleg Perebutkan 6 Kursi DPR Kalsel 1 Seharga 269.846 Suara

“Layak atau tidak layak seorang Anang Rosadi sebagai caleg harus dengan alasan kuat. Apalagi kabarnya Anang Rosadi sendiri belum pernah mendapat peringatan atau teguran dari partai pengusungnya. Termasuk, tangapan masyarakat atas buruknya rekam jejaknya. Inilah bukti demokrasi transaksional, demokrasi penuh intrik dan tidak dewasa telah dipertontonkan secara telanjang kepada publik,” imbuh Uhaib.(jejakrekam)

Pencarian populer:Anang rosadi dct dpr kalsel,Nasdem keluarkan anang rosadi dari dct
Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.