Pakar Kota ULM Sebut Benahi Sungai di Banjarmasin Harus Berkesinambungan

0

PAKAR kota Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman mengusung konsep waterfront city berbasis kearifan lokal demi sungai asri lestari bisa diterapkan di Kota Banjarmasin.

HAL ini dipaparkan Akbar Rahman yang juga mewakili Komite Ekraf Banjarmasin dalam Cangkurah Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2023 di Ballroom Galaxy Hotel, Kota Banjarmasin, Kamis (19/10/2023).

Menurut Akbar Rahman, ada 9 konsep pembangunan batang banyu (waterfront city). Sebab, batang banyu atau sungai atau sungai merupakan tumpuan hidup masyarakat Banjar.

“Urang Banjar tidak bisa terlepas kehidupannya terhadap sungai. Maka konsep kekinian pambangunan batang banyu perlu diadopsi dengan tetap memperhatikan dan menjaga keseimbangan lingkungan,” papar doktor urban design lulusan Universitas Saga, Jepang ini.

BACA : Walikota Ibnu Sina Bicara Keberhasilan Penanganan Sungai Banjarmasin Di AMF 2023

Akbar merincikan 9 konsep pembangunan batang banyu itu mencakup melihat dulu ruang publik, memastikan tujuan publik yang menjadi tujuan utama, membangun aset dan konteks yang ada, menciptakan visi komunitas bersama, membuat tujuan multiguna, menghubungkan destinasi di sepanjang tepi pantai (bantaran sungai), memaksimalkan peluang akses masyarakat, menyeimbangkan manfaat lingkungan dengan kebutuhan manusia hingga mulai dari yang kecil guna membuat perubahan besar.

“Basis kearifan lokal Urang Banjar harus menjadi bagian penting dalam menumbuhkan potensi atau peluang pembangunan di area batang banyu. Perlu ada terobosan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas batang banyu,” papar Akbar.

BACA JUGA : Venesia dari Timur Hanya Pengalihan Isu Ibukota? Pakar Kota : Sungai Banjarmasin Sudah Lama Sakit

Arsitek muda dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel ini mengatakan konsep pertama adalah bagaimana melihat sungai sebagai ruang publik yang strategis untuk dikembangkan tanpa melupakan aspirasi publik atau warga batang banyu sendiri.

“Visi warga dalam melihat batang banyu perlu diperkuat melalui perkuatan berbagai komunitas yang konsen terhadap banyu (sungai),” papar Akbar.

Anggota Ahli Bangunan Hijau Indonesia (ABHI) mengungkapkan dari 9 konsep, pengunci dari konsep itu adalah,bagaimana melakukan sesuatu langkah sederhana namun memiliki dampak besar terhadap pembangunan sungai.

BACA JUGA : Revitalisasi Sungai Banjarmasin Butuh Payung Hukum, Ini Analisis dari Akademisi Uniska

“Hal ini disebabkan besarnya tantangan dalam membangun bantaran sungai baik dari segi biaya ataupun konstruksi. Maka kita harus sabar dalam membenahi sungai khususnya di Banjarmasin, namun tetap harus berkesinambungan,” urai Akbar.

Koordinator Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik ULM ini menekankan pentingnya keseimbangan lingkungan pada sungai bisa diwujudkan dengan membuka ruang hijau di bantaran sungai dengan desain yang lebih kreatif dan atraktif, sehingga lingkungan mendapat keuntungan.(jejakrekam)

Penulis Ferry Oktavian
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.