Diberi Tanggung Jawab Pj Bupati Tanah Laut, Syamsir Rahman: Pemimpin Itu Harus Melayani Bukan Dilayani

0

SETELAH dilantik Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor sebagai Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Tanah Laut (Tala) beberapa hari yang lalu,  H Syamsir Rahman langsung menggelar coffee morning dengan seluruh Kepala SKPD  Pemerintah Kabupaten Tanah Laut.

HASILNYA, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemprov Kalsel ini langsung melakukan gebrakan turun ke lapangan, dengan melakukan bersih-bersih di kawasan pasar dan terminal dan beberapa kawasan lain demi meraih Adipura.

Kegiatan yang dilakukan penjabat bupati ini tentu sangat dekat sekali dengan rakyatnya, di kabupaten yang berjuluk  ‘Bumi Tuntung Pandang’ itu. “Apalagi di musim kemarau saat ini, kami ingin tahu secara langsung apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini, apakah masyarakatnya kesulitan air bersih? Kalau kurang akan kita distribusikan,” ujarnya, Sabtu (23/9/2023).

BACA: Diamanahi Pj Kepala Daerah, Syarifuddin-Syamsir Rahman-Hermansyah Kompak Siap Bergerak

“Begitulah, rakyat kita butuh makan dan kasih sayang dan perhatian. Karena suatu saat mereka akan mengepakkan sayap dan terbang tinggi lalu hilang menghadap sang pencipta dan kita pun akan dipertanyakan tanggung jawab selama mengemban jabatan sebagai pemimpin rakyatnya,” ujar Syamsir  

“Kita dalam bekerja sebagai pemimpin rakyat,  selalu dengan semangat yang tinggi dan ikhlas untuk terus bergerak tanpa mengharapkan sesuatu. Pemimpin itu harus melayani bukan dilayani,” ucapnya.

Syamsir menjabarkan figur pemimpin yang harus diterapkan dalam perilaku yang kini sedang diembannya. Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpin. Menjadi pemimpin berarti mendapat mandat untuk melayani rakyat. Karena itu, seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA: Zackly Aswan, Mujiyat dan Syamsir Rahman Diisukan Bakal Jadi Pj Bupati HSU, Batola dan Tanah Laut

Kemudian ditambahkannya, tentang kesuksesan seorang pemimpin bukan terletak pada kemampuannya duduk di singgasana kepemimpinan, tetapi terletak pada kemampuannya duduk di hati orang yang dipimpinnya. Hal itu terwujud dalam kemampuan pemimpin dalam melayani rakyat. Pemimpin adalah melayani bukan dilayani. 

Pemimpin yang dicintai rakyatnya adalah pemimpin yang dapat mengayomi, melayani, menyayangi, dan membela rakyat, serta tidak berbuat dzalim kepada rakyat.

Melayani harus dimulai dari dalam diri. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam hati, lalu bergerak ke luar untuk melayani mereka (rakyat) yang dipimpinnya.

“Tujuan utama saya sebagai pemimpin adalah melayani kepentingan rakyat, memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan rakyat. Memiliki perhatian terhadap kebutuhan rakyat; akuntabilitas, penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Mau mendengar keluhan dan harapan rakyat, serta dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadinya,” ungkapnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.