Penghubung 2 Kabupaten, Jembatan Lampihong Sudah Diperbaiki dan Bisa Dilewati

0

JEMBATAN Lampihong yang terletak di Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, kini sudah bisa dilewati oleh pengendara dimana sebelumnya pada akhir Juni 2023 lalu sempat ditutup oleh pemerintah karena dianggap membahayakan pengendara yang melintas.

KABID Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Balangan Rina Ariyani, mengungkapkan, Jembatan Lampihong ini merupakan jalan penghubung dua kabupaten atau berada di bawah naungan Dinas PUPR Provinsi.

“Jembatan ini penghubung antara Kabupaten Balangan dan HSU, beberapa waktu sempat ditutup karena diperbaiki sementara dan kini sudah dapat dilewati lagi oleh pengendara namun tetap harus berhati-hati,” ungkap Rina di Balangan, Kamis (20/7/2023).

BACA : Suguhkan Tari Mandi Api Dan Permainan Tradisional, Festival Mesiwah Pare Gumboh Digelar

Menurut Rina, jembatan ini memang sudah tua dan bahkan menjadi jembatan rangka baja yang merupakan peninggalan pada zaman Belanda, karena secara usia sudah sangat tua.

Untuk itu, Rina mengimbau kepada pengendara khususnya yang bertonase berat untuk tidak melintasi jembatan ini, dan diarahkan menggunakan jembatan yang baru yang tidak jauh jaraknya dari jembatan peninggalan Belanda ini.

Sementara salah satu warga Balangan, Ahok mengaku saat melintas jembatan tua ini dirinya merasa takut karena beberapa waktu lalu jembatan ini memakan korban, dengan jatuhnya sebuah mobil ke sungai di jembatan tersebut.

BACA JUGA : Cegah Karhutla, BPBD Balangan Bakal Siapkan Unit Damkar Di Tiap Kecamatan

“Agak takut juga saat melintas di jembatan tua ini karena beberapa waktu lalu jembatan ini memakan korban, semoga nanti cepat direhab total oleh pemerintah,” ujar Ahok.

Kepala Seksi Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalsel Wahid Ramadani, mengatakan untuk pengerjaan Jembatan Lampihong, Kabupaten Balangan tersebut akan dikerjakan pada tahun 2024.

“Insya Allah dikerjakan tahun depan diganti dengan yang baru, dan seandainya lahan memungkinkan baik sekali itu dijadikan aset budaya,” kata Wahid.(jejakrekam)

Penulis Herry/InfoPublik.id
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.