Tren Angka Harapan Hidup Di Kalsel Terus Meningkat, Paman Birin : Penyakit Jantung Dan Stroke Masih Ancaman

1

DINAS Kesehatan Provinsi Kalsel menggelar Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Kalsel Tahun 2023, di Hotel Rattan Inn, Selasa (20/6/2023).

GUBERNUR Kalsel H Sahbirin Noor saat membuka raker menyebut, angka harapan hidup di Kalimantan Selatan terus meningkat setiap tahunnya, ini berdasarkan data BPS pada Tahun 2022. “Umur harapan hidup penduduk Kalimantan Selatan saat lahir berada di angka 69,13 tahun, jumlah tersebut meningkat 0,30 tahun atau 0,44 persen dari tahun 2021,” ujarnya.

Bahkan ketika pandemi covid-19 masih berlangsung, umur harapan hidup tetap menunjukkan tren kenaikan dari yang semula di tahun 2018 berada di angka 68,49 tahun, naik menjadi 68,66 tahun pada tahun 2020. Kemudian meningkat lagi menjadi 68,83 tahun pada tahun 2021.

“Tahun ini mengindikasikan peningkatan kualitas hidup masyarakat Banua secara kontinyu, pembangunan kesehatan mencapai tujuannya dalam hal peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,” ucapnya.

BACA: Angka Harapan Hidup di Kalsel Meningkat, DPRD Apresiasi Kinerja Pemerintah dan Masyarakat

Masih menurut Gubernur Kalsel, salah satu tantangan pembangunan kesehatan di Kalimantan Selatan ialah upaya pemerataan tenaga kesehatan di seluruh 13 kabupaten/kota. “Hanya sebanyak 25,83 persen puskesmas yang tersebar di kabupaten/kota se Kalsel, tentu ini masih kekurangan tenaga kesehatan strategis, alias belum lengkap,” bebernya.

Walaupun itu bukan selisih yang signifikan, tapi pihaknya masih mengharapkan peningkatan kualitas dan pemerataan yang lebih baik, dengan kerjasama antara jajaran pemerintah kabupaten/kota dan dukungan instansi vertikal.

Dicontohkan dengan ketersedian dokter spesial di beberapa rumah sakit pemerintah di kabupaten, dimana masih terjadi kekosongan penempatan dokter spesial. “Ini perlu kita garis bawahi, bahwa penting untuk menyerap SDM yang benar-benar berdomisili di wilayah Kalimantan Selatan. Hal ini untuk mengurangi resiko perpindahan kembali nakes keluar daerah atau ke tempat asalnya, sehingga kembali mengurangi proporsi nakes di fasilitas kesehatan Banua,” harapnya.

BACA JUGA: Kematian Karena Stroke dan Jantung Tertinggi Di Kalsel

Gubernur Kalsel ini menyebut, tantangan lain yang hadapi adalah ancaman penyakit tidak menular, seperti stroke dan serangan jantung yang masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Kalimantan Selatan.

“Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan hingga saat ini berupaya menekan ancaman tersebut dengan mengkampanyekan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Begitu pula saat ini, Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya melakukan percepatan penurunan Stunting, guna mengejar target Stunting 14 persen di tahun 2024,” ujarnya lagi.

“Berkat kerjasama lintas sektor antara pemerintah daerah, instansi vertikal, badan usaha, pihak swasta dan unsur masyarakat, ini menunjukkan angka yang positif, dimana angka Stunting yang semula 30 persen, pada tahun 2021, kini turun menjadi 24,6 persen pada tahun 2022,” ucapnya lagi.

“Walaupun telah pencapaian Stunting itu turun, kami menyadari masih harus bekerja keras untuk mempercepat penurunan angka Stunting hingga mencapai target yang ditetapkan, melalui pendekatan holistik, integratif dan berkualitas,” pungkasnya.

BACA LAGI: Turunkan Angka Stunting, BKKBN Kalsel Sukseskan Program Sejuta Akseptor

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Diauddin mengatakan, Rakerkesda dengan tagline ‘Bergerak Percepatan Pelaksanaan Transformasi Kesehatan di Banua’ menggantungkan harapan Banua yang lebih sehat.

“Dalam Rakerkesda ini juga tadi dilakukan penandatangan MoU, yakni kerjasama, dengan rumah sakit rumah besar yang ada di Banua kita. Ada 12 Rumah Sakit dalam MoU tadi yang nantinya bisa melayani apabila masyarakat Kalsel mengidap sakit jantung, sakit jiwa , kanker dan lainnya, dan semuanya itu nanti mudah-mudahan tujuannya bisa ditangani di sini dan tidak lagi sampai dirujuk ke pulau Jawa,” ujarnya.

Rakerkesda ini juga nanti fokus masalah stunting dan kematian ibu dan bayi, yang mana nanti pada tanggal 22 Juni 2023 Menteri Kesehatan datang langsung memberikan paparannya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi
1 Komentar
  1. lovi berkata

    ancaman penyakit jantung dan stroke masih perlu diperhatikan, terima kasih infonya. Jika ada gangguan seperti penyakit atau jantung, salah satu tindakannya adalah Bypass Jantung yaitu perawatan untuk kembalikan aliran darah menuju otot jantung yang tak mendapat asupan darah yang cukup.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.