Catatan Pinggir Perjalanan Kota Banjarmasin Tahun 2022. Akankan Penataan Kota  Banjarmasin ke Depan Semakin Tak Jelas Arah ? (02)

0

Kedua

Hal kesesuaian antara judul kegiatan proyek yang terkait promosi wisata kota Banjarmasin tapi kemudian film yang dipilih thema atau isinya lebih banyak kearah Persoalan Pendidikan, bukan fokus kearah wisata.

Ketiga

Ini berkaitan dengan alasan mengapa media film yang dipilih sebagai alat promosi wisata kota Banjarmasin, apakah sudah terbukti bahwa film panjang / layar lebar  (dengan durasi 1 jam lebih) bisa mampu lebih efektif untuk memasarkan, mengenalkan dan menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke tempat wisata di Kota Banjarmasin. Apalagi bila dikaitkan dengan alokasi biaya yang besar dan tempo pemutaran film yang waktunya dibatasi dan yang menonton pun jarang yang sampai berulang kali.

BACA JUGA: Diajari Cara Menulis, LPJK Gelar Workshop Pembuatan Artikel

Beda dengan misal mengunakan media medsos atau film dokumenter pendek yang mudah ditempatkan di YouTube, Instagram, FB, dan media yang sejenis lainnya yang bisa di akses setiap saat.

Keempat

Dalam pembuatan film layar lebar, umumnya selalu memperhitungkan aspek pendapatan dari penonton. Bila nanti film ini berbayar, maka ada hal mendasar perlu di pertanyakan, terkhusus dengan model pengelolaan pendapatan.

Mengingat semua biaya pembuatan film mengunakan dana negara / APBD maka tentu pendapatan dari hasil film tersebut akan menjadi pendapatan daerah, lalu siapa yang mengelolanya, dan yang penting lagi adalah perlu dilihat aspek legalitasnya, atau tepatnya perlu ada payung hukum yang jelas tentang pengaturan hal tersebut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.