Drainase Penuh ‘Jeroan’ Sampah Diduga Penyebab Pasar Cempaka dan Sekitarnya Langganan ‘Calap’

0

KONDISI gorong-gorong atau saluran drainase di kawasan Jalan Niaga dan Jalan Pasar Baru penuh sampah, diduga menjadi pemicu genangan air menyerbu Pasar Cempaka dan sekitarnya.

TUMPUKAN sampah pasar diduga menyumbat saluran drainase, karena beberapa kali kegiatan pengangkutan sampah dilakukan petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin Ichrom Muftezar tak membantah kondisi itu. Menurut dia, untuk pembenahan saluran air atau drainase, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin.

“Jika saluran drainase di kawasan Jalan Pasar Baru dan Jalan Niaga dibenahi, semoga tidak ada lagi genangan air yang memasuki area pertokoan atau kios di Pasar Cempaka dan sekitarnya,” kata Ichrom Muftezar kepada jejakrekam.com, Minggu (20/3/2022).

BACA : Picu Genangan Air, PUPR Banjarmasin Akui Jaringan Drainase Pasar Cempaka Bermasalah

Ia mengakui kondisi drainase kawasan pusat perbelanjaan aneka produk di kawasan Jalan Pangeran Samudera dan Jalan Pasar Baru itu juga terpengaruh pasang surut Sungai Martapura.

“Hari ini memang hujan deras seharian. Namun, kami belum memantau apakah air Sungai Martapura naik atau tidak, karena jaringan drainase di kawasan pasar memang terkoneksi ke sungai,” kata Tezar, sapaan akrabnya.

Pakar kota Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman juga menduga permasalahan ‘calap’ di kawasan Pasar Cempaka dan sekitarnya itu akibat penyumbatan, akibat sampah yang membuat endapan hingga mengurangi volume luasan drainase.

BACA JUGA : Jasa Perbaikan Barang Elektronik Pasar Cempaka, Masih Bertahan

“Ketika nanti ingin membenahi infrastruktur drainase di kawasan Pasar Cempaka dan sekitarnya, maka harus dibarengi dengan penyadaran masyarakat di sana, agar tak lagi membuang sampah ke saluran air. Sebab, sudah menjadi rahasia umum, banyak jeroan sampah yang mengakibatkan drainase tersumbat, apalagi membentuk endapan lumpur. Ini yang menjadi pemicu genangan air bertahan lama dan lambat surut,” papar Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik ULM ini.

Akbar menyarankan agar penanganan drainase hanya berpola pemadam kebakaran, tapi harus diinventarisir persoalan di kawasan itu.

BACA JUGA : Terjunkan Tim Satgas, Sekda Banjarmasin Ikhsan Budiman Pimpin Aksi Bersih-Bersih Got dan Drainase

“Jangan nanti pembenahan drainase di kawasan Pasar Cempaka itu dikerjakan karena ada anggaran. Ketika tidak ada anggaran, maka tidak lagi menjadi kewajiban. Padahal, perawatan drainase itu mutlak dilakukan terus menerus mengingat kondisi Banjarmasin yang memang rawan banjir atau calap,” beber Akbar.

Doktor urban design Saga University Jepang ini mengatakan sumber utama dari seluruh jaringan drainase adalah sungai, khususnya Sungai Martapura.

“Makanya, membenahi jaringan drainase harus dibarengkan dengan memberdayakan masyarakat dengan membangkitkan kesadaran. Jika kita lalai dan abai, pasti persoalan semacam itu akan selalu terulang,” pungkas Akbar.(jejakrekam)

Penulis Asyikin/Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.