Oleh : Ahmad Zaki
SEMAKIN hari semakin menarik saja negeri ini, dimana-mana orang seperti berlomba mendirikan partai politik (parpol). Menariknya lagi, semua parpol yang ada, yang baru maupun yang lama sama-sama bertujuan ingin menyejahterakan rakyat dan berasaskan Pancasila.
TETAPI menjadi sebuah ironi di kala sekarang ini bahwa yang mana itu rakyat yang ingin disejahterakan, apakah rakyat oligarki atau rakyat proletar. Berbagai penelitian mengenai politik dan demokrasi sudah dilakukan. Hampir kesimpulannya sama. Semua seperti sepakat dengan menyatakan hanya yang tersejahterakan adalah para pemegang modal. Sebaliknya, mengabaikan kaum rakyat bawah.
Dengan asumsi saja selaras dengan kehidupan sekarang ini, di mana kaum kapital semakin meraup kapitalnya di tengah kondisi pandemi seperti ini.
Di tengah pergejolakan masyarakat bawah yang sedang tertatih-tatih untuk mencari sesuap nasi hari demi hari, dan kaum oligarki malah duduk dengan santai di singgasana empuknya.
BACA : Bentangkan Poster, Ahmad Zaki Gelar Demo Tunggal di Depan Gedung KPK
Terbersit dalam benak dan pikiran, kenapa tidak kita sederhanakan saja ini parpol di Indonesia. Ya, dengan hanya dua komponen saja yaitu Partai Oligarki dan Partai Rakyat Bawah. Semua sama, berideologikan Pancasila. Ini agar lebih jelas arah dan tujuannya pada saat pertarungan memperebutkan kursi di parlemen. Pun, pertarungan demi meraih kursi di eksekutif. Jadi, semakin jelas massa keduanya.
Andaikan yang menang adalah Partai Oligarki, semakin terang apapun keputusan dan keberpihakannya terhadap golongannya saja. Sebaliknya, juga berlaku kepada Partai Rakyat Bawah yang notabene akan selalu mengedepankan keberpihakan terhadap kaum proletar dan golongan yang kurang mampu dari segi ekonominya. Tetapi mungkinkah ini akan terjadi di Indonesia yang menganut demokrasi liberal? Kita tunggu saja evolusi zaman selanjutnya.(jejakrekam)
Penulis adalah Koordinator Forum Intelektual Muda