Developer Tuai Protes Akibat Abaikan Kesepakatan, Anang Rosadi: Jangan Hanya Berpikir Urusan Dunia

0

BEBERAPA warga yang tergabung dalam Rukun Tetangga (RT) yang berada di Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, ramai-ramai membubuhkan tanda tangan.

MEREKA yang membubuhkan tanda tangan, tidak terima dan menolak pembangunan jembatan di bantaran sungai, oleh salah satu developer yaitu PT Suryanata Jaya Sejahtera.

Ketua RT 13, Syairi membenarkan bahwa yang membubuhkan tanda tangan itu memang warganya. “Mereka mengajukan protes kepada pengembang perumahan yang seenaknya membangun jembatan hampir menutup sungai,” ujarnya kepada jejakrekam.com, Minggu (22/8/2021).

Dia menceritakan aduan warga yang melihat dari pondasi jembatan saja tidak ada ruang untuk lalu lintas perahu. “Jukung saja tidak bisa lewat karena tertutup oleh pondasi jembatan, padahal sungai ini setiap harinya dilewati warga,” keluhnya.

“Memang masalah ini sudah diambil kesepakatan, yang mana waktu itu telah dimediasi oleh Babinsa dan Sekretaris Lurah. Hasil kesepakatan itu, agar pihak developer membongkar pondasi tengahnya saja,” sambungnya.

“Tetapi kenyataannya kesepakatan itu tidak ditepati oleh pihak developer, bahkan jembatan itu sudah selesai dan ini kami sangat kecewa,” sesalnya.

BACA: Bukan Drainase Tapi Sungai A Yani, LSM Mamfus Bantah Klaim Direktur PDAM Intan Banjar

Sementara itu Ketua LSM Masyarakat Memperdulikan Fungsi Sungai (Mamfus), Anang Rosadi Adenansi mengatakan,
harusnya isyarat banjir yang terjadi beberapa waktu lalu telah membuat kita sadar. Khususnya pemimpin-pemimpin yang memberi izin termasuk pihak-pihak yang berkepentingan.

Masih banyak cara dan teknologi, serta model jembatan yang tidak menzalimi sungai.

“Jadi tidak ada alasan apapun kita berbuat hal-hal yang dilarang agama dan petuah alim ulama. Karena sungai tidak hanya sebagai sumber air, tapi juga sebagai sarana transportasi, sehingga sungai harus dijaga dan diperlakukan sebaik-baiknya,” ujar Anang Rosadi,

“Jangan berfikir urusan dunia dan diri sendiri saja karena berdosa kepada ummat dan makhluk adalah dosa yang sangat berat. Komitmen pemimpin juga dipertaruhkan akan kepemimpinannya, apalagi di wilayah yang disebut Serambi Mekkah, tentu nilai-nilai agama lebih menonjol,” ucapnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.