SEJUMLAH pengajar Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjary (MAB) memprotes pemotongan gaji sebesar 15 persen per bulan oleh Rektorat Uniska.
AKADEMISI FKIP Uniska MAB, Dr Jarkasi menjelaskan pemotongan berlangsung sejak tahun 2020 sampai saat ini. “Pemotongan tersebut digunakan untuk membantu penanganan Covid -19,” ucap Jarkawi kepada jejakrekam.com, Kamis (17/6/2021).
Ia mengatakan pemotongan dilakukan secara sepihak tanpa melalui musyawarah yang melibatkan para dosen dan hanya diputuskan melalui keputusan dekan. “Pemotongan uang gaji hanya keputusan dekan bukan dosen. Kami tidak pernah menyatakan bersedia. Ini zalim bahkan haram dalam Islam,” ujar Jarkawi.
Dia menjelaskan waktu rapat dengan agenda penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas (APBU), sejumlah akademisi mendesak untuk menghapus kebijakan pemotongan gaji, namun tidak disetujui para dekan.
BACA : Jalankan Program dan Target, 41 Orang Pejabat Struktural Uniska Dilantik
“Ini keringat mereka mengajar. Seharusnya rektorat membagi surat pernyataan dulu sebelum memutuskan. Kapan pemotongan ini akan berakhir. Tentu ini sangat memberatkan bagi dosen yang hanya mengajar dua atau tiga mata kuliah saja. Potongan 15 persen itu bisa untuk bayar pulsa PLN,” tegas Jarkawi.

Di sisi lain, kata Jarkawi, pandemi Covid-19 dengan angka kasusnya yang belum juga melandai, rektor dan para dekan justru mengadakan rapat di sebuah hotel berbintang. Menurut Jarkawi, fasilitas di Uniska memadai untuk menghelat rapat jajaran pejabat dekanat dan rektorat Uniska.
BACA JUGA : Tiga Wakil Rektor Uniska Periode 2021-2025 Dilantik, Ada Wajah Baru
Fakta lainnya, diungkapkan Jarkawi adalah selain rapat di hotel, Rektor Uniska juga membeli mobil dinas baru, kendati kondisi mobil lama masih bagus. “Kondisi begini masya dia (rektor) menggunakan keuangan secara tidak efektif. Kalau rusak (mobil) silahkan, ini mobil masih bagus. Katanya membantu Covid-19, tapi berfoya-foya,” imbuhnya.
Jejakrekam.com mencoba untuk melakukan konfirmasi langsung kepada Rektor Uniska, Prof Abdul Malik. Namun, sayangnya, staf rektor mengatakan Abdul Malik tidak berada di kampus. “Bapak sedang rapat, kalau mau wawancara harap mengatur jadwal dengan beliau,” ujar stafnya singkat.(jejakrekam)