Siring Piere Tendean Diserbu Warga, Kebijakan Penutupan Fasilitas Umum Dinilai Hanya Berjalan di Atas Kertas

0

KAWASAN Siring Piere Tendean dan Pasar Pagi di kawasan Pasar Niaga Banjarmasin diserbu warga pada Minggu (16/5/2021) pagi.

PANTAUAN di lapangan, warga berjubel memadati dua lokasi tersebut. Ironisnya, masih saja ada warga yang tak taat dengan protokol kesehatan, minimal memakai masker.

Padahal, surat edaran Forkopimda Kota Banjarmasin bernomor 100/164/BAGPEM soal penutupan pusat perbelanjaan, rumah makan, tempat hiburan dan tempat wisata, masih berlaku. Yakni pada 13-16 Mei 2021.

BACA: Lebaran, Objek Wisata hingga Mal di Banjarmasin Dilarang Beroperasi

Keseriusan penerapan kebijakan tersebut dipertanyakan Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat, Hidayatullah Muttaqin.

Menurutnya, kondisi di dua tempat umum tersebut menunjukkan kebijakan dan aturan penutupan fasilitas umum (fasum) dan tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan hanya berjalan ‘di atas kertas’ saja.

Padahal dia menilai kebijakan untuk menutup sementara fasum pada dasarnya bagus, guna mengurangi potensi penularan virus corona di tengah masyarakat.

PROTOKOL KESEHATAN: Keramaian di Siring Piere Tendean, Minggu (16/5/2021) pagi, menjadi ironis karena pengunjung yang tidak menggunakan masker, terkesan mengabaikan protokol kesehatan.

“Hanya saja selalu muncul masalah klasik, yaitu kebijakan tersebut tidak efektif di lapangan,” ucapnya kepada jejakrekam.com, Minggu (16/5/2021).

Hidayatullah lantas menyebut bahwa idealnya kebijakan harus disertai dengan adanya pengawasan yang intens oleh petugas di lapangan. “Agar lebih efektif dan efisien, peran serta masyarakat diperlukan untuk menjaga tempat tersebut,” ujarnya.

Di sini, ia bilang, peran penting dari pembuat kebijakan itu sendiri. Yaitu bagaimana pejabat tersebut menggerakkan organ pemerintahan agar dapat memonitor dan mencegah terjadinya kerumunan. “Jika buat kebijakan lalu dilepas begitu saja, maka kita akan selalu menghadapi masalah ini,” tuturnya.

BACA JUGA: H+1 Lebaran: Pusat Kota Banjarmasin Lengang, Sejumlah Usaha Sekunder Tetap Buka

Bila masalah klasik seperti ini terus dibiarkan, lanjutnya, konsekuensi yang akan dihadapi adalah terjadinya peningkatkan kasus Covid-19 di ibukota Kalsel.

“Yang dikhawatirkan, semakin banyak warga yang tertular secara bersamaan dengan gejala berat, itu akan membebani rumah sakit sehingga terjadi overload. Akibatnya risiko kematian meningkat,” pungkasnya.

Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin per Sabtu (15/5/2021), masih terdapat sebanyak 166 kasus aktif. Ada 70 pasien menjalani isolasi mandiri dan 96 sisanya masih dirawat di rumah sakit.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.