Sudah Makan Korban, Selama Puluhan Tahun ‘Titian Berhantu’ Mantuil Terkesan Dibiarkan

0

DUDUK di teras rumah, melirik ke sebuah titian dengan pandangan seolah kosong, Aminah hanya bisa meratapi nasib. Ia sembari mengenang memori kelam yang tak mungkin ia lupakan seumur hidup.

SEBABNYA, di sebuah ‘titian berhantu’ tersebut, nyawa anak Aminah melayang. Dia bercerita, saat itu almarhum anaknya sedang menaiki sepeda motor dan melintas di titian tersebut.

Namun nasib nahas terjadi, ketika sepeda motor anak Aminah terperosok di sebuah titian yang berlubang.

“Kemudian tertindih sepeda motor,” cerita Aminah dengan wajah mulai berkaca-kaca kepada awak media di Banjarmasin, Selasa (29/9/2020).

BACA : Tunjangan Perumahan dan Transportasi Dewan Kalsel, Naik Lagi

Akibatnya, anak Aminah harus dilarikan ke rumah sakit untuk ditangani secara serius. Malangnya, setelah dirawat selama 24 hari, nyawa putranya tersebut tak bisa tertolong.

“Walaupun sempat dirawat rumah sakit selama 24 hari setelah itu meninggal dunia,” katanya sambil berusaha tegar.

Insiden pilu itu terjadi sudah lebih dari setahun silam. Aminah berharap, hanya almarhum putranya yang menjadi korban pertama dan terakhir dari insiden ‘titian lubang berhantu’ tersebut.

BACA JUGA : Jor-Joran Proyek Jalan, Jembatan, Trotoar dan Drainase di Dinas PUPR Banjarmasin, Ada Apa?

Usut punya usut, kondisi titian berlubang itu rupanya sudah dirasakan warga Jalan Antasan Bondan, gang Teluk Mendung RT 17 Kelurahan Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan, selama 20 tahun terakhir.

Di salah satu kawasan terpencil yang di ibukota Kalsel itu, terdapat akses penghubung warga berupa titian berbahan kayu ulin, yang tak layak dilewati warga.

Keluhan pun tak hanya sekali dua dilayangkan kepada pemangku kebijakan. Seperti diungkapkan Tini, misalnya.

Selama puluhan tahun dibiarkan, Tini mengaku bahwa kondisi itu menjadi keluhan utama warga setempat. Sebab, kondisi titian kayu sepanjang sekira 350 meter itu kerap menimbulkan korban.

“Kasihan anak-anak yang sering jatuh sini, bahkan anak saya jatuh sampai robek dibagian kaki, akibat papan dari titiannya yang lepas,” tuturnya.

Ketua RT 17 Kelurahan Mantuil, Rahimah mengatakan, pihaknya telah berkali-kali mengajukan perbaikan titian ke pihak kelurahan maupun kecamatan. Sayangnya, tak pernah ada tanggapan.

“Titian ini Sudah hampir 20 tahun sudah rusak, kami pihak RT sudah beberapa kali rapat dengan pihak pemkot maka sampai saat ini tidak terealisasi,” terangnya.

Hal itu pun membuat warga setempat geram. Pasalnya, sejak tahun 2019 silam, Pemerintah Kota Banjarmasin seolah hanya memberikan janji dan harapan. Namun tak pernah direalisasikan.

“Rencananya kemarin tahun 2020, tetapi dengan adanya covid ini pembangunannya terpaksa harus ditunda sampai tahun depan,” kata Rahimah yang menyambung janji dari pemerintah.

BACA JUGA : Tiap Tahun Dirikan Taman Vertikal, Pengamat Kota : Lebih Baik Bangun RTH

Untuk meminimalisir kecelakaan atau insiden yang tak diinginkan, warga setempat pun secara swadaya melakukan berbagai perbaikan titian.

“Jika tertunda atau tidak dibangun, kami sangat khawatir kalau kembali dan korban yang berjatuhan,” tandasnya.

Sementara itu, wartawan sudah mencoba menghubungi Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Banjarmasin, Ahmad Fanani Syaifuddin untuk dimintai keterangan. Sayangnya, tak ada balas pesan dari pemangku kepentingan di Balai Kota Banjarmasin tersebut.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.