Tokoh NU Sesalkan Mardani Tak Maju Mencalon di Pilkada Kalsel

0

SOSOK Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Selatan Mardani H Maming (MHM) dinilai sangat layak untuk menjadi pemimpin Banua. Penilaian ini dilontarkan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kalimatan Selatan, HM Syarbaini Haira.

“DARI semua pimpinan parpol yang besar, justru hanya Mardani H Maming yang belum punya sikap untuk menyambut suksesi 2020. Ini tentu kita sesalkan, karena dia punya kapasitas dan kapabelitas untuk menjadi pemimpin ke depan Kalsel,” tutur Syarbaini Haira kepada jejakrekam.com, Jumat (28/8/2020).

Dia membandingkan dengan pimpinan partai seperti Ketua DPD Partai Golkar Kalsel Sahbirin Noor, Ketua DPW PAN Kalsel H Muhidin dan Ketua DPW PKB Kalsel Zairullah Azhar dan Ketua DPW PPP Kalsel HM Aditya Mufti Ariffin justru ambil bagian dalam perhelatan pesta demokrasi Kalsel 2020 mendatang.

Bagi dosen senior Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalsel ini, pimpinan partai sudah sepatutnya memberi pendidikan politik bagi kader, umumnya lagi masyarakat.

BACA : Tunggu Sikap Politik PDIP, PPP Berhasrat Bikin Poros Baru di Pilgub Kalsel

Syarbaini menyebut bukan soal mencari kekuasan, namun sebagai pimpinan partai terus membina organisasi parpol tentu hal itu bukan hal yang tabu.

“PDIP sendiri punya basis massa yang jelas di Kalsel. Bahkan, secara nasional merupakan parpol pemenang Pemilu 2019. Apalagi, PDIP juga memiliki tiga wakil rakyat di DPR RI hasil pemilihan legislatif lalu. Ini jelas, PDIP sangat diperhitungkan di tataran politik Banua,” urai mantan dosen IAIN Antasari ini.

Dosen senior UNU Kalsel HM Syarbaini Haira

Katib Syuriah PWNU Kalsel ini mengatakan sosok Mardani H Maming atau akrab disapa MHM juga punya kemampuan untuk memimpin, karena terbukti sudah pernah dua periode menjabat Bupati Tanah Bumbu. Kemudian, di level nasional merupakan Ketua Umum  Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

BACA JUGA : Tersisa PDIP dan Nasdem, Jelang Pilwali Banjarmasin Sudah Tercipta Tiga Poros

“Jadi, modal politik apalagi bicara finansial untuk maju berlaga di Pilgub Kalsel 2020 sangat mumpuni. Lantas apa yang bisa diberikan kepada masyarakat untuk pendidikan politik, jika sosok pimpinan partai yang punya kualitas semacam ini justru tak ikut kontestasi pilkada?” cecar Syarbaini.

Bagi dia, perkara siapa pun yang menjadi pendamping Mardani H Maming merupakan keputusan PDIP. Syarbaini menegaskan sangat penting bagi pemimpin partai itu memberi pendidikan politik, karena saat ini potensi hanya ada pasangan calon di Pilgub Kalsel tampak tak terhindarkan.

“Padahal, masyarakat itu butuh banyak figur calon pemimpin daerah. Bukan hanya satu atau dua orang saja, karena makin banyak pilihan tentu lebih bagus bagi pendidikan politik bagi masyarakat Kalsel,” cetus Syarbaini.

BACA JUGA : Jika PDIP Berani Usung Kader Banteng, Peluang Menangkan Pilgub Kalsel Lebih Terbuka

Ia membandingkan pengalaman Pilpres 2014 dan 2019 yang membuat polarisasi di tengah masyarakat. Hal ini diakui Syarbaini justru tidak baik bagi pendidikan politik publik, karena sangat potensi memicu perbedaan pendapat yang tajam.

“Berbeda jika banyak calon, maka masyarakat akan banyak pilihan. Ini jauh lebih baik, karena tujuan didirikan parpol itu bukan hanya mengejar kekuasaan, tapi juga pendidikan politik. Ini yang kerap diabaikan pimpinan partai,” sindir Syarbaini.

Masih menurut dia, kans Mardani H Maming untuk menjadi pilihan calon pemimpin masih terbuka, karena PDIP tentu punya marwah sebagai parpol besar yang dalam rekam jejaknya selalu menjagokan kadernya.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.