‘Polisi India’ Harusnya Dijadikan Ikon Keseriusan Penerapan PSBB Banjarmasin

0

KEHADIRAN ‘polisi India’ versi personel Satpol PP Kota Banjarmasin yang dibekali rotan, sempat memicu kontroversial. Ini lantaran pola penerapan aturan dengan cara memukul rotan bagi warga yang melanggar ketentuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dianggap tak humanis.

ANTROPOLOG FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Nasrullah justru melihat dari sisi lain. Menurut dia, semestinya ‘polisi India’ versi Satpol PP Kota Banjarmasin tidak dilihat dari sisi penerapan dengan segala tindakan fisik yang dilakukan, namun justru sebagai ikon dari keseriusan Pemkot Banjarmasin dalam menerapkan PSBB.

Utamanya, mencegah agar warga tak berkeluyuran lagi, khususnya saat pemberlakuan jam malam demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19).

BACA : Plt Kepala Satpol PP Banjarmasin Akui Stress Melihat Tingkah Masyarakat Saat PSBB

“Padahal, kita berharap kehadiran ‘polisi India’ justru bisa tersimpan dalam ingatan publik dan ikon keseriusan Pemkot Banjarmasin untuk kebijakan PSBB-nya,” ucap Nasrullah kepada jejakrekam.com, Minggu (3/5/2020).

Antropolog lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini mengatakan ada pesan kuat dalam pelibatan ‘polisi India’ era kaitannya dengan PSBB.

“Kita juga membayangkan ‘polisi India’ berarti membayangkan kita harus menggunakan segala atribut alat pelindung diri (APD) tidak hanya tenaga medis tapi warga. Misalnya, menggunakan masker dan tindakan untuk di rumah saja atau tidak keluar jika bukan karena hal yang penting,” tuturnya.

BACA JUGA : Komnas HAM Warning Jika ‘Polisi India’ Diturunkan Berpotensi Langgar HAM

Intelektual muda Dayak Bakumpai ini mengatakan justru model ‘polisi India” merupakan kekuatan simbol yang sepatutnya menjadi elemen penting dalam keseriusan pemerintah kota menerapkan PSBB.

“Di luar negeri sendiri, simbol itu justru diperkuat seperti ada patung manikin (anak-anak kecil) diberi masker. Nah, kenapa kita tidak memasang masker pada patung Bekantan di kawasan Siring Tendean? Atau masker serupa juga dibalutkan di patung iwak (ikan) Kelabau di perempatan Jalan Haryono MT, Kertak Baru?” ucap Inas-sapaan akrabnya.

BACA JUGA : Akui Tak Berdasar Hukum, Plt Kepala Satpol PP Banjarmasin Sebut ‘Polisi India’ Dibutuhkan Saat PSBB

Meski sebagian menganggap hal itu condrong bercanda atau ‘bagayaan’ dalam bahasa Banjar, Inas justru menilai pesannya bagi publik jelas sangat agar menjaga diri dari wabah Covid-19. Salah satunya, disiplin mengenakan masker untuk mencegah tertular atau terinfeksi virus Corona.

“Apalagi, ada pernyataan dari Plt Kepala Satpol PP Kota Banjarmasin Ichwan Noor Chalik yang mengaku stress melihat tingkah warga yang masih keluar rumah. Itulah mengapa pola sosialisasi dan edukasi pentingnya menjalankan protokol pencegahan Covid-19 harusnya lebih kreatif, bukan sekadar seremonial,” imbuh Inas.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.