Harga Gula Melambung, Pemilik Usaha Bingka Bunda Kena Dampak

HARGA gula pasir yang melambung di pasaran pada beberapa minggu terakhir memberi dampak kepada sejumlah pemilik usaha makanan.

TERLEBIH, bisnis kudapan atau kuliner yang bergantung pada gula pasir sebagai bahan utama. Salah satunya adalah usaha Bingka Bunda

Kenaikan gula pasir sangat berdampak pada usaha kue khas oleh-oleh Kalimantan Selatan ini. Hal itu diungkapkan pemilik usaha Bingka Bunda, Netty Asistina.

Netty sapaan akrabnya mengatakan, akibat naiknya harga gula kisaran Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram, keuntungan yang didapatkannya pun ikut berdampak lantaran takaran bahan untuk membuat bingka tak bisa ia kurangi.

BACA : Persetujuan Impor Gula Disetujui, Pengusaha Swasta Minta Diprioritaskan

“Sangat berdampak pada keuntungan, karena takaran gulanya itu tidak boleh dikurangi,” ucap Netty kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Rabu (11/2/2020).

Kendati demikian, Netty tak berani untuk menaikkan harga kue bingka yang dijualnya lantaran takut pelanggannya kecewa.

Sekadar diketahui, omset yang biasanya didapat Netty bisa mencapai hingga Rp 60 juta, dengan keuntungan hingga 30 persen. Karena adanya kenaikan harga gula, keuntungan wanita berusia 52 tahun menurun hingga 10-15 persen dari sebelumnya.

BACA JUGA : Bahan Baku Menipis, Harga Gula di Pasaran Melambung Tinggi

Usaha yang dilanjutkan Netty merupakan peninggalan almarhumah ibunya ini pun memiliki pelanggan yang sudah tembus hingga luar daerah.

Ia berharap, agar pemerintah dengan secepatnya kembali menurunkan harga gula pasir karena hal itu bukan hanya berdampak pada usahanya, melainkan banyak pihak.(jejakrekam)