Ekspor Batubara Kalsel Turun Imbas Perang Dagang Tiongkok-AS

0

PERANG dagang antara dua poros kekuatan ekonomi dunia, Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) berimbas terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Berdasar prediksi Bank Indonesia pada tahun 2020, pengaruh perang dagang itu masih kuat.

PENGUSAHA tambang batubara, H Jahrian mengakui perang dagang antara Tiongkok dan AS sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk Kalimantan Selatan.

“Terpenting, semua pelaku usaha mau bergabung dan memperkuat perekonomian lokal, tentu bisa antisipasi hal itu. Terutama, membangun perekonomian dari tingkat bawah,” ucap Bos PT Sari Borneo Yudafanda (SBY) kepada jejakrekam.com, Sabtu (14/12/2019).

BACA : Eksploitasi Gila-Gilaan, Deposit Batubara Kalsel Diprediksi Habis pada 2030

Menurut dia, pelaku industri atau usaha besar yang menyentuh ekspor dan impor memang sangat terpengaruh dengan perang dagang kedua negara besar itu.

Namun berbeda, kata H Jahrian, dengan pelaku usaha kecil terutama pedagang kaki lima atau pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang merupakan salah satu pilar kekuatan ekonomi nasional.

“Makanya, perlu pembinaan intensif. Sebab, Kalsel sekarang tak bisa lagi mengandalkan sektor pertambangan. Justru, sekarang potensi besar yang dimiliki itu ada di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan,” kata pengusaha tambang asal Barito Kuala ini.

Ia mencontohkan saat ini justru pangsa pasar rempah-rempah seperti merica atau lada, jengkol hingga tepung ikan dan lainnya sangat dilirik dunia internasional dan nasional.

BACA JUGA : Setahun Keruk Batubara Senilai Rp 200 Triliun, Kalsel Disebut Dijatahi 5 Persen Saja

Menurut H Jahrian, sangat penting bagi Pemprov Kalsel dan pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanina, perkebunan dan perikanan. Termasuk, partai politik dan elemen masyarakat untuk membina pelaku usaha daerah.

“Bentuk dukungan itu, terutama pemerintah daerah adalah berupa regulasi yang mempermudah perizinan bagi pengusaha kecil dan menengah serta atas, termasuk membantu promosi dan membuka peluang pasar,” kata Jahrian.

Politisi Partai Nasdem ini mengatakan sebagai pelaku usaha, dirinya tak khawatir perang dagang Tiongkok dan AS itu, karena Kalsel masih memiliki potensi sandang dan pangan yang lengkap.

“Kemajuan sebagia negara atau daerah itu sangat bergantung pada pertumbuhan ekonominya,” katanya.

BACA LAGI : Kalsel Jangan Hanya Andalkan Batubara untuk Energi Daerah

Bank Indonesia Perwakilan Kalsel mencatat dampak dari perang dagang Tiongkok-AS pada perekonomian global, termasuk Kalsel terkait dengan kinerja ekspor batubara. Sebab, pada 2019 ini, trennya menurun dibandingkan tahun 2018 lalu.

Skenario pemulihan ekonomi terutama kinerja ekspor dan pertambangan batubara serta industri pengolahan harus menjadi atensi serius dalam pemerintah daerah.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.