Arus Lalin Berubah di Kayutangi, Pedagang Makanan Terancam Bangkrut

0

SELAMA dua tahun terhitung Senin (1/4/2019) ini, akses lalu lintas (lalin) yang selama ini melintas di Jembatan Sungai Alalak, penghubung Jalan Brigjen H Hasan Basry-Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti, ditutup total. Pengalihan arus lalin telah diberlakukan dengan sistem satu arah hampir di semua ruas jalan di kawasan Kayutangi.

PERUBAHAN arus kendaraan bermotor ini pun berdampak bagi para pemilik warung makanan. Tak hanya sejumlah warung yang terdampak pembongkaran, namun juga para penjual makan dan minuman di kawasan Kayutangi.

“Waktu dua hari prasimulasi dan simulasi pengalihan arus lalin, omzet penjualan di warung saya sudah berdampak. Ya, berkurang drastis dibandingkan hari-hari biasanya,” ucap Halimah, pemilih warung ayam goreng dan ikan bakar Qyu-Qyu (QQ) Kayutangi kepada jejakrekam.com, Minggu (31/3/2019).

BACA : Antrean Mengular di Handil Bakti, Penumpukan Pengendara di Tembus Perumnas

Menurutnya, pengalihan arus usai Jembatan Sungai Alalak ditutup total, hanya berlangsung dalam hitungan tiga jam pada pekan lalu, sudah mengurangi omzet penjualannya hingga 50 persen.“Apalagi, nantinya kalau sudah dua tahun ditutup total. Kalau masih bertahan di tempat ini, bisa bangkrut,” ucapnya.

Padahal, kata Halimah, para pelanggan justru kebanyakan berasal dari arah Marabahan dan Handil Bakti, namun tak bisa lagi melintasi Jalan Brigjen H Hasan Basry, karena harus berbelok ke arah Jalan Tembus Perumas dan Cemara Ujung, terkoneksi ke Jalan Sultan Adam.

“Harga makanan yang saya jual sangat murah saja sudah berdampak. Apalagi, yang jualannya lebih mahal dari kami,” kata Halimah.

BACA JUGA : Beban Pergerakan Jalan Nasional di Kayutangi Beralih ke Jalan Kota

Ia pun masih menunggu dampak selanjutnya, karena penutupan total akan diberlakukan terhitung sejak Senin (1/4/2019) besok. Jika ternyata, omzet penjualannya terus menerus anjlok, Halimah pun berpikir untuk pindah lokasi dari kawasan Kayutangi.

“Ada dua warung yang saya kelola. Satu di Kayutangi dan satunya lagi di Jalan Trans Kalimantan. Kalau di sini, terus merugi, ya saya tutup dan alihkan ke lokasi warung satunya lagi,” ujar Halimah.

BACA LAGI : Kemacetan di Kayutangi Makin Parah Hingga Malam Hari

Dia mengaku tak kuat dengan pembayaran sewa kios, jika omzet penjualannya akibat penutupan jalan berlangsung dua tahun, berdampak hebat. “Mau tak mau, kita harus sabar dengan kondisi ini,” katanya.

Sejumlah pemilik warung yang terkena pembongkaran pun sudah mengalihkan wadah berjualan ke tempat lain. Dulunya, banyak deretan warung makan berdiri di kawasan dekat RSUD Mochammad Ansari Saleh, Kayutangi Ujung, kini semakin sepi. Apalagi, di malam hari, beberapa lampu penerangan jalan di media jalan telah dibongkar.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.