Kemacetan di Kayutangi Makin Parah Hingga Malam Hari

0

AKTIVITAS penutupan akses menuju Jembatan Sungai Alalak II yang terkoneksi antara kawasan Terminal Handil Bakti-Jalan Tembus Perumnas, Kayutangi Ujung, benar-benar memicu kemacetan parah, Jumat (1/2/2019) malam.

ANTREAN panjang mengular di sepanjang Jalan Brigjen H Hasan Basry dari arah Jembatan Sungai Alalak yang segera dibongkar hingga ke Bundaran Kayutangi, depan Masjid Hasanuddin Majedi, Jumat (1/2/2019) malam, dimulai pukul 19.41 Wita.

Volume kendaraan pun menumpuk di kawasan Kayutangi. Bergerak pun seperti merayap. Emosi para pengguna jalan pun terdengar, dari beberapa bunyi klakson bersahutan.

Kemacetan ini sudah terjadi sejak Jumat (1/2/2019) pagi, usai kawasan Terminal Handil Bakti ‘diblokade’, dengan memasang portal.  Penutupan ini untuk keperluan perbaikan penguatan baut rangka baja jembatan, hingga peninggian oprit Jembatan Sungai Alalak yang menurun tajam, serta pemasangan pagar pembatas.

BACA :  Jembatan Sungai Alalak II Ditutup, Macet Mengular Terjadi di Handil Bakti

Rencananya, Jembatan Sungai Alalak II akan digunakan sebagai akses alternatif, ketika nanti Jembatan Sungai Alalak sebagai jalur penghubung Jalan Brigjen Hasan Basry-Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti ditutup total terhitung sejak 25 Februari 2019 hingga dua tahun lamanya.

Pengamat tata kota dan wilayah asal Fakultas Teknik Uniska Muhammad Arsyad Al-Banjary, Adhi Surya Said mengungkapkan di kawasan Kayutangi Ujung wajib dibuatkan jembatan darurat, tidak lagi bisa berharap pada kemampuan daya tampung Jembatan Sungai Alalak II.

BACA JUGA :  Picu Stress Tinggi, Fenomena Leher Botol Bakal Terjadi di Kayutangi Ujung

“Jadi, selama dua tahun itu bisa dimuat jembatan kayu untuk akses sepeda motor, jika perlu bisa menahan beban mobil.  Jembatan darurat ini sangat penting, karena Jembatan Sungai Alalak II yang berbentuk single bridge difungsikan, tak akan mampu menahan volume kendaraan yang tinggi di kawasan Kayutangi dan Handil Bakti,” ucap Adhi Surya Said kepada jejakrekam.com, Jumat (1/2/2019) malam.

Menurut dia, akses dari kawasan Terminal Handil Bakti, bisa dihubungkan dengan jembatan darurat menuju kawasan Jalan Tembus Perumnas.

“Sedangkan, untuk angkutan barang besar, memang harus diarahkan ke Jalan Gubernur Syarkawi (Lingkar Utara) yang tembus ke Jalan Achmad Yani Km 17, Gambut. Semua angkutan besar dilarang masuk ke Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti,”  tutur magister teknik jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

BACA LAGI :  Penutupan Jembatan Sungai Alalak Bakal Pengaruhi Distribusi Barang

Menurut dia, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan juga tak bisa mengurai kemacetan, malah menambah volume kendaraan bermotor makin menumpuk. “Inilah hasilnya, kemacetan parah terjadi di kawasan Kayutangi. Bisa dibayangkan nanti, ketika Jembatan Sungai Alalak dibongkar dan dibangun jembatan baru dalam waktu dua tahun,” ucap dosen muda ini.

Untuk itu, Adhi Surya Said menyarankan agar semua pihak terkait baik Dishub Kalsel, Dishub Banjarmasin, Dishub Batola yang dibackup aparat Polda Kalsel, Polresta Banjarmasin dan Polres Batola, harus bertindak tegas di lapangan.

“Terutama, bagi armada angkutan berbadan besar, harus dilarang melintas di kawasan Kayutangi. Semua harus diarahkan ke Jalan Lingkar Utara,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.