Pengamat: Aksi Kriminalitas Sering Terjadi, Masyarakat Kurang Wadah Konsultasi

0

DALAM satu pekan terakhir, wajah pemberitaan Kalimantan Selatan penuh dengan ‘darah’. Bagaimana tidak, belum hilang kasus temuan mayat tanpa kepala di tepi Jalan Gubernur Syarkawi, Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, publik kembali dibuat geger dengan temuan mayat wanita di Jalan Achmad Yani Km 11,800, Gambut, Kabupaten Banjar.

BELUM lagi kasus penyiraman air keras yang menimpa Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Selatan, Asep Syarifudin. Ditambah lagi dengan kasus bunuh diri anggota Satuan Sabhara Polresta Banjarmasin.

Marak terjadi aksi kriminalitas dan bunuh diri, pengajar Program Studi Sosiologi dan Antropologi ULM, Nasrullah jadi angkat bicara. Baginya, fenomena ini menjadi pertanda sebagian kecil masyarakat masih berpikiran pendek untuk menjawab persoalan kehidupan.

BACAAnggota Satuan Sabhara Polresta Banjarmasin Tewas Gantung Diri

Pikiran pendek ini tentu saja tidak muncul begitu saja. Lebih dari itu, fenomena ini merupakan hasil akumulasi rasa frustasi yang mendera pelaku pembunuhan atau bunuh diri. “Rasa frustasi sendiri muncul karena tidak memiliki saluran untuk berbagi persoalan hidup,” kata dia.

Lantas, bagaimana solusinya? Menurut Nasrullah, jawabannya adalah menghidupkan kembali ruang-ruang konsultasi atau wadah curhat masalah kehidupan. Baik yang dilakukan secara individu, maupun kelembagaan.

BACA JUGAGeger di Gambut, Ditemukan Jasad Perempuan Tewas dengan Leher Digorok dalam Mobil

Ambil contoh, program konsultasi keagamaan yang diasuh oleh Prof. Asywadie Syukur (alm) dalam siaran Radio Dakwah Sabilal Muhtadion tahun 1980 hingga 1990 silam. Menurut Nasrullah, ruang konsultasi semacam ini program semacam itu setidaknya persoalan hidup bisa diceritakan kepada orang yang tepat,” ucap Nasrullah.

Nasrullah menyebut tempo dulu memang konsultasi kehidupan dan keagamaan menjadi agenda yang populer dan ditunggu-tunggu. Apalagi jika dibalut dengan sajian media massa. Dia menilai ini semacam oase bagi masyarakat.

“Sekarang memang dibutuhkan orang yang bisa memberi solusi dan nasehat. Sebab pada era sekarang manusia perlu adanya bimbingan di tengah tsunami informasi,” pungkas Nasrullah. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Donny Muslim

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.