Nilai Tukar Rupiah Melemah, Harga Produk Elektronik Makin Mahal

0

MELEMAHNYA nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, berpengaruh terhadap perdagangan barang elektronik. Satu dolar AS kini sudah menembus angka Rp 15 ribu lebih di pasar spot, membuat harga produk impor juga merangkak naik.

SEORANG calon pembeli, Yanoor, warga Banjarmasin pun mengaku terpaksa harus menunda dulu membeli alat elektronik untuk keperluan rumah tangganya, karena harganya cukup tinggi.

“Ya, ada kenaikan harga barang-barang elektronik berkisar Rp 150 ribu dibandingkan harga sepekan lalu. Makanya, saya memilih menunda dulu,” kata Yanoor, saat mengecek harga barang elektronik di Pasar Sudimampir Raya, kepada jejakrekam.com, Senin (15/10/2018).

Karyawan Toko Ady, Husin pun mengakui saat ini omzet penjualan barang-barang elektronik menurun drastis, akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Yang beli hanya langganan. Mereka membeli dalam jumlah banyak atau partai. Kalau pembeli yang membeli eceran sangat jarang,” ucap Husin.

Gara-gara sepi penjualan, Husin mengakui toko yang berada di Jalan Pangeran Samudera Banjarmasin, terpaksa mengurangi pasokan yang disuplai dealer barang-barang elektronik bermerek.

Begitupula, H Idris, pemilik toko elektronik yang ada di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) pun mengungkapkan terpaksa hanya melayani orderan dari pelanggan. “Begitu ada pesanan, baru saya ambil barangnya di Banjarmasin untuk dikirim ke Barabai,” kata Idris.

Menurutnya,  perbedaan harga barang-barang elektronik cukup tinggi, dibandingkan ketika nilai rupiah masih stabil. “Dulu harga kulkas satu pintu bisa dijual Rp 1,5 juta, seharga mau tak mau harus di atas Rp 1,6 juta. Kalau tidak, kami yang akan rugi, walaupun untungnya hanya sedikit,” tutur Idris.

Ia mengakui produk elektronik kebanyakan diimpor, seperti dari Jepang dan China. “Nah, nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar, memang membuat harga barang elektronik itu naik,” ucapnya.

Begitupula, pemilik toko komputer di Jalan Cemara Raya, Kevin mengakui gara-gara nilai dolar Amerika Serikat terus meninggi dibanding rupiah, beberapa peralatan komputer juga mengalami kenaikan harga.

“Untungnya, masih ada stok lama yang bisa dijual dengan harga yang bisa dijangkau pembeli. Kami belum berani memasok alat-alat komputer lebih banyak, karena harganya masih tinggi,” kata Kevin.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.