Laris Manis, Bingka Kacung Tetap Diburu Penikmat Takjil Manis

0

BINGKA Kacung, nama kue basah manis ini sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga masyarakat Tabalong, apalagi rasanya yang manis dan legit. Yang pasti tidak bikin eneg, membuat semua penikmat kuliner ketagihan untuk menikmatinya.

MEMANG nama salah satu kuliner khas Tabalong ini sudah melegenda dibalik asal muasal nama wadai atau kue tradisional yang diambil dari nama pembuatnya yang berasal dari Madura.Karena rasanya itu, hingga saat ini bingka kacung tetap menjadi idola untuk takjil pada saat buka puasa.

Menurut salah seorang pedagang bingka kacung Hj Sumi, bingka kacung tetap laris manis meskipun dirinya menjual berbagai macam takjil manis.

“Setiap harinya bingka kacung terjual sekitar 40 biji, disusul Lumpur Surga Barabai yang juga laku sebanyak 20 biji,” ujar Hj Sumi ditemui jejakrekam.com di Pasar Wadai Ramadhan Tanjung, Selasa (29/5/2018).

Kebanyakan pembelinya,  diakui Hj Sumi dari kalangan PNS dan karyawan perusahaan yang sengaja berburu bingka kacung. Tidak jarang, perusahaan-perusahaan yang ada di Tabalong memesan bingka kacung dalam jumlah yang banyak. Begitupula, pemerintah daerah.

Diakui Hj Sumi, karena laris manis di Pasar Ramadhan Tanjung, sudah ada beberapa penjual takjil buka puasa yang juga menjual bingka kacung. Padahal di tahun-tahun sebelumnya hanya dirinya yang menjual bingka kacung. Namun yang pasti bingka kacung yang dijual Hj Sumi  merupakan bingka kacung bikinan dari anak bapak Kacung sendiri.

Ia mengatakan meskipun pembuat pertama Bingka Kacung adalah Pak Kacung yang telah tiada, namun rasa dari kue legit ini tidak berubah dari pembuat aslinya. “Karena yang membuat bingka kacung adalah saat ini anak dari Pak Kacung sendiri, jadi rasanya tetap sama dengan yang dibuat oleh almarhum bapak saya,” ucap Hj Sumi.

Menurutnya, ketenaran bingka kacung ini sudah bertahan sejak puluhan tahun yang lalu. Terbukti, Hj Sumi sudah berjualan bingka kacung ini sejak dua puluh tahun yang lalu. Dengan varian kentang dan pandan bingka kacung dibandrol dengan harga Rp 38 ribu per biji.

Selain berjualan bingka kacung, di lapak Hj Sumi juga tersedia kue-kue lainnya seperti lumpur surga, kue lam, hula-hula, sarikaya, sari India, Ipau dan berbagai macam kue lainnya.

Hj Sumi pun tidak hanya berjualan di Pasar Ramadhan, dengan dibantu dua anaknya salah satunya Nani, dirinya juga mempunyai toko kue yang lokasinya di sebelah kanan Mapolres Tabalong di Kota Tanjung.

“Alhamdulillah, dengan berjualan kue-kue seperti ini salah satunya bingka kacung saya bisa menghidupi kedua anak perempuannya sendirian,” ujarnya, sembari menerangkan kalau suaminya telah meninggal dunia.(jejakrekam)

Penulis Herry Yusminda
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.