Foto : Arpawi
PEMASANGAN antena microcell olah kerjasama Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Banjarmasin dengan PT Tower Bersama Group (TBG) untuk menguatkan sinyal internet serta mendukung teknologi 4G LTE, menuai protes dan penolakan warga di Jalan Sintuk I dan Sintuk II, RT 13 RW 02 Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
KEPALA Dinas Kominfo Kota Banjarmasin, Hermansyah menanggapi penolakan warga Jalan Sintuk I dan Sintuk II tersebut yang akan dibahas pada rapat pada Selasa (10/4/2018), terkait dengan status fasilitas umum (fasum) yang diklaim warga sebagai miliknya, bukan milik Pemkot Banjarmasin.
Ia menegaskan pihaknya akan menerima keputusan warga apabila lahan tersebut memang tidak tercatat pada aset Kota Banjarmasin.
” Ya, kami tidak bisa juga mengusulkan kegiatan-kegiatan di wilayah tersebut. Fasum juga berkaitan dengan Pemkot Banjarmasin. Kalau memang milik warga, artinya kami tidak boleh mengadakan kegiatan di sana,” ujar Hermansyah kepada wartawan di Banjarmasin, Senin (9/4/2018).
Mantan Camat Banjarmasin Tengah ini menjelaskan fasum itu bukan hanya lapangan, tapi jalan, drainase dan jembatan. “Lahan kosong juga bisa dianggap fasum. Ya, kalau lahan itu milik Pemkot Banjarmasin akan kami kelola, namun kalau lahan itu diakui milik warga, silakan saja warga yang mengelola. Kami juga masih cari dokumennya,” jelas Hermansyah.
Dia juga tidak mempermasalahkan apabila warga menolak, padahal antena microcell bukan untuk kepentingan kota, melainkan kepentingan masyarakat setempat guna memperkuat sinyal intenet, khususnya menopang teknologi 4G LTE.
“Kalau memang warga menolak, tentu saja kami mencari lokasi lain untuk memasang antena microcell itu,” kata Hermansyah.
Mantan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Banjarmasin ini mengungkapkan antena microcell setinggi 18 meter dengan lebar 1×2 meter yang akan berdiri di atas lahan kosong, tidak akan mengganggu aktivitas warga seperti bersantai atau berolahraga. “Sinyalnya juga tidak akan menggangu kesehatan,” tandasnya.(jejakrekam)