Kapitalisme dan Komunisme Ancaman bagi Indonesia

0

KETUA Dewan Pakar Gerakan Bela Negara (GBN) Kalimantan Selatan, Prof DR H Ismet Ahmad menilai Indonesia kini berada di bawah dua ancaman paham atau isme, yakni kapitalisme dan komunisme yang sudah nyata terlihat, bukan lagi retorika.

“ANCAMAN internal itu tak bisa kita dipungkiri, dengan masuknya orang-orang yang menganut paham komunisme ke Indonesia. Hampir semua lembaga yang ada di Indonesia ini, sudah dimasuki mereka. Ancaman ideologis ini jelas bisa pemahaman kebhinnekaan kita yang sepakat Pancasila sebagai dasar negara,” kata Ismet Ahmad kepada jejakrekam.com, usai pelantikan pengurus DPW GBN Kalsel di Graha Abdi Persada Banjarmasin, Sabtu (20/5/2017).

Ancaman lainnya, menurut mantan anggota DPR RI ini adalah adanya ketidakadilan sosial ekonomi, termasuk penegakan hukum hingga memicu pertentangan dan konflik horizontal di tengah masyarakat Indonesia seperti yang kini tengah terjadi. “Ini semua harus dilihat tak lepas menguat paham kapitalisme dan komunisme yang terus melembaga di Indonesia,” ucap mantan guru besar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin ini.

Sedangkan, menurut Ismet, ancaman dalam luar adalah pertarungan antara Islam dengan negara non muslim, karena Indonesia merupakan negara yang dihuni muslim terbesar sehingga dengan berbagai cara untuk melemahkan posisinya. “Faktanya, bisa kita lihat saat ini penguasaan sumber daya alam Indonesia sudah banyak didominasi negara-negara luar lewat korporasinya. Masyarakat kita akhirnya diadu domba, ketika terjadi konflik sumber daya alam,” ujarnya.

Ismet juga mengatakan paham ekonomi kerakyatan telah digeser ke liberalisme dan kapitalisme, serta isme-isme yang mengancam keutuhan rakyat Indonesia. “Bisa kita bayangkan hanya dalam beberapa tahun di era Presiden Joko Widodo ini, utang Indonesia sudah bertambah dan menembus angka Rp 900 triliun lebih,” katanya.

Tak hanya itu, Ismet juga melihat di era Jokowi ini, justru investasi yang didatangkan sebagian besar dari Tiongkok, hingga akhirnya di daerah terkadang ternyata pertentangan seperti kehadiran pabrik semen PT Conch South Kalimantan Cement di Kabupaten Tabalong. “Ini belum lagi adanya proses penguasaan lahan dan pembangunan apartemen dalam proyek reklamasi di Teluk Jakarta yang diduga menjadi hunian warga Tiongkok dan mampu menampung 1,8 juta orang. Saya rasa, adanya permainan 9 Naga itu tak terbantahkan faktanya,” kata mantan Sekdaprov Kalsel ini.

Ia pun setuju dengan istilah lumpur kuning yang telah merambah lapangan kerja, nyaris di seluruh Indonesia, tak terkecuali Kalimantan Selatan. “Ini bisa dilihat berapa besar jumlah tenaga kerja asal Tiongkok yang bekerja di Indonesia. Bandingkan dengan angka pengangguran di Indonesia yang makin bertambah,”tandasnya.(jejakrekam)

Penulis   : Didi G Sanusi

Editor    :   Didi G Sanusi

Foto      :    Dokumentasi

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/05/21/kapitalisme-dan-komunisme-ancaman-bagi-indonesia/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.